uzan

uzan



Yang lalu biar menjadi angin lalu, ia tak akan pernah bisa menjadi benalu. Meski begitu sakit saat mengingat. Meski susah untuk melupa, berat untuk meninggalkan. Canda tawa menjadi rasa iri untuk kembali. Tapi satu tekat yang terus terpegang, dengan siapa dan untuk siapa hidup ini.
Pagi itu, mahasiswa baru mulai melakukan kegiatan kuliah. Entah bermula dari mana, ada seorang lelaki disampingku, mengjakaku untuk mencan dan tertawa, serasa telah mengenal sebelumnya. Wajahnya tak terlalu buruk, penampilan sederhana dan sedikit berjengot.

Sahabat, kenalkan, ini kisahku diawal mula aku belajar islam. Penuh perih dan perjuangan. Air mata sudah sering terluapkan, sandiwara meruntuhkan dakwah menjadi hal yang biasa. Aku dan kisahku, begitu iman yang kuat dan kesabaran harus tetap menghujam dalam hati.
Singkat cerita, aku sedikit banyak belajar islam dengan nya. tentunya dengan gaya kami, mahasiswa lugu, masih banyak canda disela-sela diskusi kita. Lebih jauh, akupun dikenalkan dengan teman yang telah lama berjuang bersama. (untuk menaklukan egoku, hihihi). Besambung
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top