Merapatlah
hingga dekat, pada sebuah keyakinan yang tinggi. Hingga tak ada lagi sekat diantara keduanya, kita dengan Allah.
Merapatkan hingga tak ada lagi hijab dengan sang pencipta, Allahu Rabbi. Yang
sunggu pasti terjadi janji-janjinya, hari akhir yabg sudah Nampak didepan mata,
tentang keyakinan akan nikmat surga, dan
yang dihindari akan siksa api neraka.
Mendekatkan
hingga kau bosan dengannya, atau hingga engkau tak membutuhkan lagi kasih sayang
dari cinta dan rahmat, yang selalu dilimpahkan keseluruh manusia.
Tanpa pilih
kasih, baik itu yang bertaqwa ataupu yang telah ingkar kepadaNya. Rasakan
kedetakan itu hingga mampu mengalahkan seluruh
kebagiaan yang pernah tercapai di dunia ini.
Sahabat,
kita semua faham. Setiap manusia tak pernah bisa untuk hidup sendiri. Mereka
pasti membutuhkan yang lain. Karena itulah sifat manusia, makhluk social suka
berbagi, bercerita, berkumpul dan bersatu dengan yang lain. Itulah manusia yang
selalu membutuhkan, ia sadar memiliki kelemahan dan keterbatasan. Seperti
itulah watak manusia, tak sama dengan Allah yang maha segalanya. Tak membutuh
kan yang lain, mampu berdiri sendiri, yang tak memiliki awal dan tak akan
berakhir.
Oleh
karena itu, kita berusaha untuk saling
mengingatkan agar tidak lagi maha selaganya, merasa hebat dengan segala yang
telah kita capai. Sehingga kira lupa akan keterbatasan manusia, kita lupa ada
manusia lain yang labih hebat. Atau akan kita lupa akan dzat Allah yang maha
perkasa, memiliki sagalanya, termasuk apa yang kita capai ini.
sesungguhnya, apa yang kit peroleh ini jelas akan berakhir, karena
inilay sebuah kehiduoan didunia, tak ada kekekalan didapanya, kecuali kelak
dikehidupan akhirat. Semua yang telah dikejar di dunia akan terbayar lunas di akhirat,
tanpa ada yang dirugikan. Yang tersisa hanya penyesalan oleh setiap manusia.
Mendekat
dan lebih erat. Kau peluk kasih sayang Allah dalam pekatnya malam yang pebuh
rahmat dan ampunan. Sehingga tak ada lagi materi dunia yang disesalkan ketika
itu hilang dari tangan mu. Doa yang kau minta akan dunia, semua itu hanya
sementara, dan sesungguh nya beda akan
doa-doa yang membersamai kita dalam kehidupan yang tak akan ada habisnya. Nikmat
yang akan terus bertambah, makanan yang berupa buah-buahan segar, bagi mereka
yang beruntung. Susu dn madu yang tak pernah tersentuh lindah manusia bagaimana
kelezatannya.
Ataukah harus diganti dengan siksa api
berwarna hitam pekat, yang jika neraka itu bocor sebesar lubang jarum ke
permukaan bumi, maka hancurlah segala apa yang ada didalamnya. Didalam nya
penuh dengan murka Allah, makanan yang ada berupa nanh dan darah, minuman yang
diberikan tak akan mengilangkan rasa dahaga. Ia tak akan pernah mati disana
meskipun kulit dari jasadnya menjadi makanan api yang membara.
Semua
itu sangat berbeda dengan surga yang menyilaukan mata dengan sungai-sungai yang
mengalir dibawahnya. Pandangan yang menyejukkan mata, semua mata tak akan mampu
berbepaling darinya. Keindahan yang tak
pernah terlhat sebelumnya oleh mata, tak terdengar olehh telinga, tak pernah
tercium harunya. Aduhai, sungguh tak bisa digambarkan keindahan yang didapat
akan kedekatan seorag hamba dengan sang pencipta.
Mendekatlah
dan lebih erat, kau dekap kasih sayagnya. Karena Allahlah pemiliki kasih sayang
dari semua kasih sayang. Melalui orang tua kita Allah jadikan hati meraka
menjadi begitu sayang kepada kita. Dijaganya kita, diwarat, diberikan segala
yang kita butuhkan. Sampai-sampai orang tua kita mengorbakan kesehatannya untuk
terbangun dimalam hari, untuk mengganti popok kita yang basah. Untuk mendiamkan
kita saat tangisan kita tak lagi terbendung. Sungguh, apa yang bisa membalas
semua jasa-jasa itu dari dalam kandungan hingga kita dewasa? Kecuali kebaktian
kita kepadanya, merawat, menjaga nya hingga mendoakan meraka. Sampaikan kepada
Allah, “Ya Allah, sungguh tak ada balasan setimpal dari pengorbanan ayah dan
ibu kecuali surgamu, maka satukan kelak kami dalam janji-janji surgaMU itu”.
Hingga
rasakanlah kebagiaan yang tak akan ada habisnya ketika sedikit waktu ini untuk
dilampiasan dalam bermunajat kepadaNya. Habiskan waktu itu dengan tangisan atas
kekhawatiran yang dengan kehendknya kita masih terancam dengan siksa api
neraka. Atas derita ummat tanpa diterapkannya syari’at. Bukan lagi karena diri yang
tak mampu menguasai pernak-pernik dunia
Rasakan
hingga begitu dekat, dengan kedekatanya serasa engkau membersamainya setiap
hari-harimu. Hingga syari’at yang begitu agung menjadi amalan sehari-hari. Baik
itu untuk ibadah, individu ataupun hubungan sesama manusia hingga sistem yang
mengatur kehidupan manusia. Yang paling penting adalah menjadikan Syari’at
Allah menjadi penentu keputusan-keputusan keduniaan. Baik itu dalam ranah
pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan dan segala macam perbuatan yang
semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Karena sesunggunya Islam bukan
sekedar agamnya mengatur urusan ahirat, tapi lebih jauh dari itu islam
menggabungkan urusan dunia dan akhirat dalam satu kitab Al-qur’an dan Sunnah
Rasululllah.
0 komentar:
Posting Komentar