uzan

uzan




Begitulah cinta, menghanyutkan manusia dalam indahnya rekayasa percintaan. Tanpa melihat batasan yang menjadikan ia sejalan dengan kehendak sang pemilik cinta yang abadi, Allahu Rabbi. Yang seharusnya ia hadir disetiap hembusan nafas, saat bertasbih kepada disetiap aktivtas. Allahu Rabbi pemilik hati yang sering kali cintanya didustakan dengan pelakuan cintaku kepada manusia yang sejati dia juga mahkluk ciptaanmu juga.
Begitukah seharusnya cinta ketika seseorang sudah hanyut di dalamnya? Yang tanpa melihat apakah ia halal atau haram untuk dijalaninya? Seperti Majnun yang cinta mati kepada Laila. Kegilaannya pada Laila membuat ia lupa segalanya kecuali Laila seorang.

Seperti Jack dan Rose yang terlarut dalam cinta terlarang. Mereka tak sadar bahwa usia mereka tak sepanjang cinta karena mereka telah tenggelam dalam cinta. Mereka para pecinta yang menyadarinya tak bisa lagi untuk berpaling, pastinya. Ia akan membutuhkannya, baik dalam bentuk fisik atau pun ingatan.
Seperti itulah hakikat manusia. Yang diberikan kesempurnaan untuk saling mencintai. Baik itu lai-laki ataukah perempuan tak akan pernah luput darinya. Dari cinta yang menjerat akan berdampak pada arah dan sikap tertentu. Karena Allah maha sempurna telah memberikan kita rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Hal ini merupakan fitrah yang melekat pada diri manusia. Karena Allah telah menganugerahkan kepada manusia naluri untuk melestarikan jenis.
Allah menciptakan semua itu tentunya bukan tanpa tujuan dan manusia di berikan kebebasan seluas-luasanya untuk menyalurkan potensi yang sudah diberikan kepadanya tanpa ada batasan yang harus diperhatikan dan diikuti. Kita adalah sebuah mahluk ciptaan yang mana di diwajibkan untuk tunduk dan patuh pada aturan yang sudah di tentukan oleh sang pencipta kita. Bukan berkehendah sesukanya, sebebas-bebasnya. Karena semua bentuk ciptaan memiliki kelemahan. Oleh karena itu, bagi manusia petunjuk dari sang pencipta sangat dibutukan untuk kelangsung hidup di dunia ini.
Lebih khusus untuk penciptaan naluri melanjukkan keturunan ini, Allah telah memberitahukan bahwa naluri tersebut diciptakan demi kelangsungan hidup manusia, Allah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (TQS Al-Hujarat [49]: 13)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (TQS an-Nisa’ [4]: 1)
Apalagi jika kita berbicara tentang wanita, yang katanya seorang wanita sangat sensitif dalam dunia percintaan. Karena hatinya sungguh lembut, mudah tersentuh dengan hal yang berbau keharuan. Katanya hatinya yang sangat suka untuk dilambungkan, dirayu dan dimanaja, harapnya pada pujian. Meski semua itu tidak dilihatkan olehnya. Itulah ketika seorang perempuan bermain dengan hati. Beda dengan seorang laki-laki yang mengutamakan akal.
Jika berbicara tentang cinta, pada hakikatnya yang lebih penting bukan apa dan bagaimana mereka itu menanggapi cinta yang datang silih berganti. Tetapi, bagaimana ketika cinta itu datang mereka mampu tetap bertahan dalam syari’at Allah, sang pemilik cinta yang abd itu. Inilah yang sering dilupakan. Sebuah cinta yang ia agungkan melenakan mereka hingga melanggar Syari’at yang sudah ditetapkan oleh Allah.
What is a Syari’at? Syari’at adalah sebuah aturan yang ditujukan untuk mengatur hidup manusia. Dari mulai permasalahan individu hingga ke permasalahan kenegaraan. Itulah syari’at Allah yang maha sempura. Hingga Allah sendiri pun menegaskan bahwa tidak ada permasalahan pun yang tidak dapat diselesaikan oleh islam. Lebih khusus untuk masalah hati dalam pecintaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top