Gharizah adalah qadar yang diberikan langsung oleh Allah, atau
bisa juga kita sebut dengan naluri
dan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap makhluk ciptaan-Nya. jika dalam
kebutuhan jasmani jika tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan kematian, namun
jika gharizah (naluri) ini tidak terpenuhi, tidak akan berdampak pada kematian.
Hanya saja akan menimbulkan kegelisaan dan kesempitan pada manusia.
Sebagai contoh sederhana,
kita senantiasa mengagung-agungkan sesuatu yang lebih tinggi, lebih besar,
lebih kuat daripada diri kita, karena kita
merasa diri kita lemah dan terbatas. Kemudian tata cara (thariqah) untuk memenuhinya, kita cenderung akan melakukan
aktivitas pemujaan atau dalam bentuk
peribadatan, naluri mengagung-agungkan ini dinamakan #Gharizah atTaddayun.
Begitu pula dengan naluri seperti kebutuhan untuk meneruskan dan
menjaga keturunan, dinamakan
dengan #Gharizah an-Na'u, dan naluri untuk mempertahankan diri dan keluarga
dinamakan dengan #Gharizah al-Baqa'.
Gharizatut Tadayyun
Naluri beragama (Gharizatut Tadayyun).
Penampakannya mendorong manusia untuk mensucikan sesuatu yang mereka anggap
sebagai wujud dari Sang Pencipta, maka dari itu dalam diri manusia ada kecenderungan
untuk beribadah kepada Allah, perasaan kurang, lemah dan membutuhkan kepada
yang lainya. Hanya saja diantara manusia banyak yang keliru
dalam rangka memenuhi kebutuhan naluri yang satu ini.
Contohnya diantara manusia ada yang
menyembah patung-patung berhala, mensucikan atau mengagung-agungkan pohon
keramat, dijawa ada khurafat “Dewi Sri, Nyi roro kidul”,mensucikan batu akik
yang dipercaya dapat menolong dalam kesusahan, mensucikan kuburan-kuburan nenek
moyang yang dipercaya dapat mengabulkan permohonan lebih cepat, mensucikan
keris dan pusaka-pusaka jaman dahulu yang dipercaya memiliki kekuatan sakti
untuk keselamatan, menyembah sesama manusia dan lain-lain.
Ada kisah orang atheis pun yang katanya
tidak mengakui adanya tuhan, namun mereka juga mensucikan orang-orang tertentu
semacam lenin dan stelin. Semua itu sebenarnya penampakan dari naluri yang
memang diberikan oleh Allah SWT sebagai sang penciptanya. Adanya kebutuhan ini
dalam Al-Quran telah di isyaratkan.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudaharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali
kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah dia
akan kemudharatan yang pernah ia berdo’a (kepada Allah) untuk (menghilangkannya)
sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah : “Bersenang-senanglahlah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya
kamu termasuk penghuni neraka”. (QS Az Zumar 8)
Gharizatul Baqa
Naluri mempertahankan diri (Gharizatul
Baqa). Penampakanya mendorong manusia untuk melaksanakan berbagai aktivitas
dalam rangka melestarikan kelangsungan hidup. Contohnya pada kehidupan
sehari-hari adalah naluri untuk mempertahan diri dari ancaman luar seperti
binatang buas, penjahat, atau hal-hal lain yang mengancam dirinya. Bentuk dari pertahanan
dirinya adalah saat timbul rasa untuk melawan ataupun melarikan diri dari
setiap bahaya agar tetap bertahan hidup.
Untuk lebih jelasnya seperti pada saat
menghadapi anjing maka secara spontan kita akan mengambil batu disekitar untuk
melawan atau memilih melarikan diri dengan berlari sekencang-kencangnya demi
keselamatan diri. Pada saat melawan penjahat, jika merasa memiliki kemungkinan
menang maka kita akan bertahan dan menghadapinya namun pada saat tidak ada
kemungknan untuk menang, kita akan memilih untuk mundur atau menyerah agar
tidak tersakiti. Hal itu juga merupakan bentuk dari pertahanan diri untuk
kelangsungan hidup.
Contoh lain yakni pada saat
mempertahankan pendirian atau argumen dalam forum diskusi untuk melindungi
kepentingan diri atau bersama, terutama jika itu berkaitan dengan hal hal yang
menyangkut kelangsungan hidup kedepannya. Berdasarkan hal ini maka pada diri
manusia ada rasa takut, keinginan menguasai, cinta pada diri sendiri dan
lain-lain. Adanya naluri ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran.
Allah SWT ber firman :
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagai bagian dari apa yang
telah Kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya ?”
(QS Yaasin : 71)
Gharizatun nau’
Naluri melangsungkan keturunan
(Gharizatun nau’). Penampakanya akan mendorong manusia melangsungkan jenis
manusia. Sebagai penampakan dari naluri ini, manusia memiliki kecenderungan
seksual, rasa kebapakkan, rasa keibuan, cinta pada anak2, cinta pada orang tua,
cinta pada orang lain dan lain-lain.
Contohnya pada kehidupan sehari-hari
adalah seorang ayah yang bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, seorang
ibu yang sangat menyayangi dan melindungi anakanaknya. Seorang laki-lak yang memiliki
perasaan suka pada lawan jenis. Adanya naluri ini telah banyak diisyaratkan dalam
Al-Quran. Contohnya rasa suka terhadap lawan jenis,
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan yusuf, dan yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia
tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk
hamba-hamba kami yang terpilih.” (QS Yusuf :
24)
@Farid Saifuddin
0 komentar:
Posting Komentar