Jalanku
bukan jalanmu. Meski tujuan dan asal mula kita sama. Dari rahim dan pendidikan
yang memadai. Dari kecil hingga besar saat ini, mendapat kasih sayang yang
berlebih. Curahan kasih sayang yang tak bisa terhapus dengan banyaknya
kesenangan didunia ini. Inilah kita masing-masing yang memiliki misi yang
berbeda. Meski memliki bentuk yang sama. Hanya dalam mimpi ku semua kesamaan
kita tidak memiliki beda. Tapi rasanya kesemuan itu membawaku pada jalan yang
kebanyakan orang telah terlena dipilihanya.
Islam
ku pun juga seperti apa yang kalian sadari. Allah yang sama,
Rasul yang sama,
kitab yang sama pula. Bahkan kita juga menyakini adanya surg dan neraka di
dalam benak. Lalu mengapa harus mengikuti arus pemaham yang saat ini menjauhkan
Islam yang kita pahami ini dari ranah kehidupan. Kenapa harus ada yang
menghardik yang memangkas ajaran islam yang telah diperjuangakan sekuat tenaga.
Waktu, harta, tahta atau bahkan nyawapun siap dikorbankan demi cahaya yang suci
ini.
Lantas,
ada sekat untuk diantara kta untuk lebih jauh memahami ajaran islam, yang dulu
nya begitu luar biasa mampu mengatur segala permasalahan kehidupan. Namun,
harus dipahami semata hanya dalam ranah ibadah ritual. Mirik ketika islam dipotong-potong
agar dunia tak hilng di hatinya.
Jalanku
tak seperti mereka yang meletakkan islam hanya pada masjid dan ibadah saja.
yang kutentang adalah segala bentuk permasalahan hidup yang bertentangan dengan
syari’at islam. Baik itu dalam hal jual beli, menuntuk ilmu, social hingga pada
level kenegaraan. Tidak pantas lagi beredar yang bernama jasa perbankan jika
hendak bebisni tanpa dosa dan riba.
Yang
di benci haruslah bagaimana pergaulan remaja saat ini yang tak memperhatikan
syari’at diinteraksi dengan lain jenis. Islam
tak cukup mengatur kewajiban menutup aurat. Tapi juga mengatur muslimah
bagaiman menjalin hubungan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Tidak sepetti
sekarang yang bebas sesukanya bergandengan tangan. Layaknya suami istri. Ini yang
menjadi raa perih melihat para remaja saat ini. free sex sudah dianggap biasa
dikalngan mereka.
Jalanku
bukan sepert mereka yang meletakkan hawa nafsu diatas segalanya. Tapi, ku coba
untuk menjaga diri tak terjun dalam aktivitas yang bernama pacaran. Tak peduli
jika nanti ada yang mengatakan tak normal atau dianggap tak laku. Lantaran tak
memiliki pasangan untuk diajak kesana kemari. Dimasa muda yang penuh liku akan
cinta, ketabuannya akan pengertian cinta telah mengaburkan jati dirinya dari
manusia hingga binatang. Karena apa yang dilakukannya tak lagi mengedepankan
akal, lantaran hawa nafsu telah jadi penuntun segala aktvitasnya.
Jalaknku
bukan seperti mereka. Yang lebih mengutakan suara mayoritas dalam mencapai
kebenaran. Padahal Allah SWT telah mengingatkan, bahwa kenyakan orang hanya
akan membawa kepada kesesatan. Yang lebih pasti akan mejauhkan pada kebenaran. Seperti
itulah yang sisitem yang diterapkan saat ini tengah menjadi kiblat bagi muslim
yang kurang memahami bagiamana islam mengatur segalanya.
Jalanku
bertentangan dari kebnyakan orang disekitarku. Ketika mereka berjuang mati-matian
demi demokrasi, justru jalur arus balik yang menjadi garis perjuangan. Yang kaim
lawan bukan segelintir orang yang telah menganggap hal ini konyol dan mustahil.
Apalagi mengatakan bahwa sistem pemerintahan islam yang bernama khilafah itu
utopis. Sekarang jaman udah berubah, demokrasilah yang layak paterapkan dalam
aturan kenegaraan. Itulah blasan dari mereka yang begitu fanatiknya dengan
demokrasi dan mulai mencaci ajaran islam.
Jalanku
tak seperti mereka yang dengan bangga mengakungkan tokoh presidenya. Ialah penyelamat
Indonesia, dengan bekerjasama dengan pihak asinbg, amerka misalnya. Tapi, bukan
menurut yang kami lihat. Merekalah para ulil amri bagi umat muslim menurut pada
kebanykan orang. Tapi bukan seperti yang ada sesunggunya. Yang merek agungkan
itu tak lebih sebgaia perampok yang tak punya harga diri dan rasa malu. Dengan
bangganya mengobral Indonesia ke investor asing. Layakknya jajanan dipasar.
Jalanku
tak seperti mereka. Ketika yang lain berjuang, bersuka ria menghabiskan masa
studinya hingga level tinggi. Namun, nyata semua itu tak lagi menjadi jaminan
orang akan sukses. Karena sistem pendidikan pun telah dicampuri pemahan akn
sekulerisme dan liberalisme. Tanpa harus ada agenda khusus untuk mengaji islam
dan mendakwahkanya. Bukan hanya mementingkan masalah pribadi, tapi umat Muhammadlah
yang menjadi beban pikiran yang utama. Mendakwahkan islam adalah agenda utama
dan study dikampus yang menjadi selinganya. Karena tanpa berdakwah diri ini
layaknya sampah yang menyombongkan dirinya. padahal ia begitu tak berguna dan
berharga.
0 komentar:
Posting Komentar