Hidup ini mudah, jangan dipersusah.
Jalan masih begitu luas, jangan dipersempit. Ketika semua jalan serasa buntu,
sebenarmya bukan kebuntuan itu yang menghambat langkah kita. Sejatinya diri
kita lah yang membuatnya tak bisa memiliki pilihan lain. Ya, karana akal kita
hanya memahami hal yang Nampak yang ada dalam satu perkara itu saja, tidak
pernah meyoba untuk berfikir lebih luas atau bahkan mengubah presepsi.
Dunia ini sangatlah luas. Namun,
tetaplah satu arah yang bisa kita fokusnya, agar kita bisa menguasai satu hal
yang dengan itu kita mampu berdiri tegap untuk menghadapi tantangan dunia. Hal
ini bukan berarti ingin membatasi manusia, bukan bermaksud untuk lebih
menakankan pada satu bidang saja, bukan itu semua yang inginkan. Semua berhak
kita ikuti dan dimiliki, ilmu Allah yang angat luas ini. Seorang yang hebat akan
dikenal dengan satu keahlian saja.
Bagiamana dengan ilmu yang lain? Semua
itu bisa kita pahami sebagai pelengakap titik fokus kita, penguat dari apa yang
kita miliki saat ini. ketika kita fokus pada satu hal, bukan berarti kita harus
mengabaikan hal yang lain. Atau bahkan meniadakan komponen yang terpenting
lainnya.
Seperti itulah hidup ini, kita semua
mungkin diciptakan dengan segala kemapuan untuk memahami sesuatu. Kelebihan
yang bisa dibanggakan akan upaya kita memperjuangkan apa yang menjadi
keinginkan kita. Itulah tabiat yang sudah sewajarnya ada. Ingin menjadi
professor, astronom, engginer, atau apalah itu yang kira-kira ribuan bahakan
jutaan profesi yang lain.
Hanya saja, kita perlu ingat, setinggi
apapun gelar kita, sesibuk apapun kita didunia ini, ingatlah, peran yang kita
jalani tak hanya itu saja. Masih banyak peran-peran yang kitat miliki, yang
semuanya tidak bisa ditinggalkan dengan alasan kita sedang berperan pada bagian
lain. Kita manusia, mungkin pagi hari kita bisa berperan sebagai mahasiswa/pelajar,
guru/dosen, tapi ingat dalam waktu yang besamaan kita bisa menjalani dua atau
lebih peran.
Semua itu adalahh hal yang biasa. Namun,
perlu diperhatikan adalah tidak ada alasan untuk menghilangkan satu peran untuk
sebuah peran yang lain. Misal: kita saat ini berperan sebagai pelajar, dalam
waktu yang sama kita tidak bisa menghilangkan peran sebagai anak/ayah/ibu
ataupun yang lain. Tentunya semua tetapp harus kita jalankan, karena hal itu
bisa berjalan bersamaan.
Jadi, jangan lupakan peran kita yang
lebih penting sebagai hamba Allah, dengan ketaqwaan yang tak boleh putus, meski
kita sedang menjalankan puluhan peran didunia ini. begitu juga akan kewajiban
yang diberikan oleh Allah. Tidak bisa kita tinggalkan, perintah sholah
misalnya, puasa ramadhan, berdakwah, meninggikan kalimat Allah, menegakkan
khilafah. Semua itu adalah kewajiban, yang ketika muslim meninggalkanya, maka
dosa yang akan diterima. Tidak peduli sesibuk apapun ia didunia, sehebat apapun
dia, yang namanya kewajiban tidak akan bisa digantikan dengan apapun.
Sehingga, tidak ada alasan untuk
menginggalkan seluruh kewajiban yang telah dibebankan kepada muslim, dengan
alasan, ngurus keluargalah, banyak tugaslah, sibuk ini dan itulah. Intinya,
ketika kewajiban itu tidak dilaksanakan, maka bersiapkan neraka Allah sudah
bersiap untuk menyantap.
0 komentar:
Posting Komentar