Yang
namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu
bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelasahan. Buan itu maksdnya,
namun, senua masalah itu adalah wajar. Ia akan selalu dihadapkan dengan yang
nama masalah-masalah, mungkin itu bisa terjadi setiap hari bisa juga datang
silih berganti. Tidak menutup kemungkin semua itu berawal dari yang mudah
hinggan level yang susah, mulai masalah diri sendiri hingga berhubungan dengan
manusia yang lain.
Lalu
apa maksud semua itu? Ya, tentunya kita mengingat firman Allah yang tentang
bagaimana Allah yang tidak akan pernah membiarkan hambanya yang mengaku beriman
untuk diberikan cobaan. Dari ditu kita bisa memahami bahwa semua masalah yang
terjadi atau yang silih berganti menghampirii kita adalah ujian dari Allah
untuk menguji seberapa tinggkat iman seseorang.
Sehingga,
tak perlu kau risaukan itu masalah. Karena ia ada bukan untuk disesali atau
bahkan untuk dihindari. Justru masalah itu ada
harus kita hadapi, kita selesaikan satu persatu. Sampai Allah mengatakan
cukup dan menjemput kita kehadapannya melalui utusan yang mulia.
Begitulah
hidup manusia, yang akan selalu mengalami segala derita didunia. Bukan manusia
namanya jika didalam dirinya tidak pernah ditemui masalah atau ujian. Yang ada
semua akan menuntut kita untuk bermain dan mendewasan kita. Semua harus dilawan
dengan senyuman, dengan penuh semangat untuk segera diselesaikan, dengan satu
keyakinan kitab mampu untuk menyelesaikan. Satu keyakinan kita adalah semua
masalah atau beban yang diberikan Allah kepada kita pasti sesuai dengan
kemampuan kita.
Naik
turunya siklus kehidupan, itu amatlah erat dengan kita, terdkadangan kita
merasa beban itu menumpuk, terasa berat, mungkin juga sempat terlintas dalam
benak untuk meletakkan masalah dan belari sejauhm mungkin dari masalah
tersebut. Namun, apakah dengan seierti itu semua masalah akan selesai dengan
sendirinya, dengan cara kita tak mau meniinggalkan nya. justru menggambarkan
pada diri kita adalah orang yang lemah, tak layak mendapatkan hal yang besar,
tidak berhak mendepatkan gelar manusia yang mulia.
Sempat
terlintas perkataan seorang yang cukup tenar namanya, beliau mebgatakan:
“Sesungguhnya yang menjadi masalah itu bukanlah masalah itu sendiri, tapi yang
menjadi masalah adalah bagaimana presepsi kita dalam memahami masalah
tersebut”. Sehingga inti dari semua masalah adalah bagaimana kita untuk
memandang masalah yang selalu mengahampiri. Apakah kita lebih banyak mengeluh,
merasa lemah atau malah sebaliknya. Karena masalah itu hal yang manusiawi,
sudah sewajarnya ada dalam setiap kehidupan.
Lihatlah
bagiaman orang hebat terdahulu juga tak pernah lepas dengan yang namanya
masalah, apa bagaimana orang semulia
ummar pun juga menghadapi masalah yang besar, menghadapi tekanan dan serangan
kaum kafir. Semua itu dihadapi bukan dengan cara mengeluh, namun justru dengan
ketegapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi semua masalah yang ada. Maka
wajar, balasan untuk kesabaran dan ketegaran adalah surge yang teramat tinggi,
kemuliaan yang tidak hanya didapat didunia
tapi juga diraihnya untuk kehidupan yang sesungguhnya, itulah akhirat.
Terlebih
bagi kita yang seimanya sama sebagai muslim, dengan Allah sebagai satu-satunya
tempat keluh kesah akan semua yang ada pada diri kita. Mintaklah untuk
menguatkan kita untuk menghadapi masalah yang ada, bukan justru meringankan
masalah dan ujian yang ada. Karena dengan beratnya ujian yang kita hadapi itu
menunjukkan tingkat keimanan kita. Orang yang imanya lemah tak akan diberi
ujian yang sama selayakknya para ulama. Karena tentu tingkat ketaqwaan yang
membuat ujian itu datangdengan bentuk yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar