Fauzan MIftakhudin

Percayalah, masalah itu akan menguatkanmu

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgECX4xCh9krWDiD36w6xJYSqEpHFDfLeaz42SgdA-VV_rjRobGKmu4jjqZLJx4_eIU908joet3aUcALb-LvJC__vz9cDFjetMh5p3huLIDsRwySlN0YFznrW4gYsMBD-5WEoj8WE0oYc/s1600/wd.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgECX4xCh9krWDiD36w6xJYSqEpHFDfLeaz42SgdA-VV_rjRobGKmu4jjqZLJx4_eIU908joet3aUcALb-LvJC__vz9cDFjetMh5p3huLIDsRwySlN0YFznrW4gYsMBD-5WEoj8WE0oYc/s1600/wd.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang
namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu
bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelasahan. Buan itu maksdnya,
namun, senua masalah itu adalah wajar. Ia akan selalu dihadapkan dengan yang
nama masalah-masalah, mungkin itu bisa terjadi setiap hari bisa juga datang
silih berganti. Tidak menutup kemungkin semua itu berawal dari yang mudah
hinggan level yang susah, mulai masalah diri sendiri hingga berhubungan dengan
manusia yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu
apa maksud semua itu? Ya, tentunya kita mengingat firman Allah yang tentang
bagaimana Allah yang tidak akan pernah membiarkan hambanya yang mengaku beriman
untuk diberikan cobaan. Dari ditu kita bisa memahami bahwa semua masalah yang
terjadi atau yang silih berganti menghampirii kita adalah ujian dari Allah
untuk menguji seberapa tinggkat iman seseorang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sehingga,
tak perlu kau risaukan itu masalah. Karena ia ada bukan untuk disesali atau
bahkan untuk dihindari. Justru masalah itu ada<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>harus kita hadapi, kita selesaikan satu persatu. Sampai Allah mengatakan
cukup dan menjemput kita kehadapannya melalui utusan yang mulia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Begitulah
hidup manusia, yang akan selalu mengalami segala derita didunia. Bukan manusia
namanya jika didalam dirinya tidak pernah ditemui masalah atau ujian. Yang ada
semua akan menuntut kita untuk bermain dan mendewasan kita. Semua harus dilawan
dengan senyuman, dengan penuh semangat untuk segera diselesaikan, dengan satu
keyakinan kitab mampu untuk menyelesaikan. Satu keyakinan kita adalah semua
masalah atau beban yang diberikan Allah kepada kita pasti sesuai dengan
kemampuan kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Naik
turunya siklus kehidupan, itu amatlah erat dengan kita, terdkadangan kita
merasa beban itu menumpuk, terasa berat, mungkin juga sempat terlintas dalam
benak untuk meletakkan masalah dan belari sejauhm mungkin dari masalah
tersebut. Namun, apakah dengan seierti itu semua masalah akan selesai dengan
sendirinya, dengan cara kita tak mau meniinggalkan nya. justru menggambarkan
pada diri kita adalah orang yang lemah, tak layak mendapatkan hal yang besar,
tidak berhak mendepatkan gelar manusia yang mulia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sempat
terlintas perkataan seorang yang cukup tenar namanya, beliau mebgatakan:
“Sesungguhnya yang menjadi masalah itu bukanlah masalah itu sendiri, tapi yang
menjadi masalah adalah bagaimana presepsi kita dalam memahami masalah
tersebut”. Sehingga inti dari semua masalah adalah bagaimana kita untuk
memandang masalah yang selalu mengahampiri. Apakah kita lebih banyak mengeluh,
merasa lemah atau malah sebaliknya. Karena masalah itu hal yang manusiawi,
sudah sewajarnya ada dalam setiap kehidupan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lihatlah
bagiaman orang hebat terdahulu juga tak pernah lepas dengan yang namanya
masalah, apa bagaimana<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>orang semulia
ummar pun juga menghadapi masalah yang besar, menghadapi tekanan dan serangan
kaum kafir. Semua itu dihadapi bukan dengan cara mengeluh, namun justru dengan
ketegapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi semua masalah yang ada. Maka
wajar, balasan untuk kesabaran dan ketegaran adalah surge yang teramat tinggi,
kemuliaan yang tidak hanya didapat didunia<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>tapi juga diraihnya untuk kehidupan yang sesungguhnya, itulah akhirat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terlebih
bagi kita yang seimanya sama sebagai muslim, dengan Allah sebagai satu-satunya
tempat keluh kesah akan semua yang ada pada diri kita. Mintaklah untuk
menguatkan kita untuk menghadapi masalah yang ada, bukan justru meringankan
masalah dan ujian yang ada. Karena dengan beratnya ujian yang kita hadapi itu
menunjukkan tingkat keimanan kita. Orang yang imanya lemah tak akan diberi
ujian yang sama selayakknya para ulama. Karena tentu tingkat ketaqwaan yang
membuat ujian itu datangdengan bentuk yang berbeda. </span></div>

Percayalah, masalah itu akan menguatkanmu

Yang namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelasaha...

Baca selengkapnya »

Kamis, Mei 28, 2015

Yang mudah jangan dipersusah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHl3op_sCNr6pBikW_io9t8Ho6el083uNCH1kdgk-TVilrgtTmSJl7XId7HDLI_7geHe17hz71uHDqfWnC7uZ0Z-voaMzvL7alRn4JOgXjmf-hBPfdiFHONTptUi4hkZpFr5FK4qaiTw/s1600/fhf.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHl3op_sCNr6pBikW_io9t8Ho6el083uNCH1kdgk-TVilrgtTmSJl7XId7HDLI_7geHe17hz71uHDqfWnC7uZ0Z-voaMzvL7alRn4JOgXjmf-hBPfdiFHONTptUi4hkZpFr5FK4qaiTw/s320/fhf.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Hidup ini mudah, jangan dipersusah.
Jalan masih begitu luas, jangan dipersempit. Ketika semua jalan serasa buntu,
sebenarmya bukan kebuntuan itu yang menghambat langkah kita. Sejatinya diri
kita lah yang membuatnya tak bisa memiliki pilihan lain. Ya, karana akal kita
hanya memahami hal yang Nampak yang ada dalam satu perkara itu saja, tidak
pernah meyoba untuk berfikir lebih luas atau bahkan mengubah presepsi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dunia ini sangatlah luas. Namun,
tetaplah satu arah yang bisa kita fokusnya, agar kita bisa menguasai satu hal
yang dengan itu kita mampu berdiri tegap untuk menghadapi tantangan dunia. Hal
ini bukan berarti ingin membatasi manusia, bukan bermaksud untuk lebih
menakankan pada satu bidang saja, bukan itu semua yang inginkan. Semua berhak
kita ikuti dan dimiliki, ilmu Allah yang angat luas ini. Seorang yang hebat akan
dikenal dengan satu keahlian saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Bagiamana dengan ilmu yang lain? Semua
itu bisa kita pahami sebagai pelengakap titik fokus kita, penguat dari apa yang
kita miliki saat ini. ketika kita fokus pada satu hal, bukan berarti kita harus
mengabaikan hal yang lain. Atau bahkan meniadakan komponen yang terpenting
lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Seperti itulah hidup ini, kita semua
mungkin diciptakan dengan segala kemapuan untuk memahami sesuatu. Kelebihan
yang bisa dibanggakan akan upaya kita memperjuangkan apa yang menjadi
keinginkan kita. Itulah tabiat yang sudah sewajarnya ada. Ingin menjadi
professor, astronom, engginer, atau apalah itu yang kira-kira ribuan bahakan
jutaan profesi yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Hanya saja, kita perlu ingat, setinggi
apapun gelar kita, sesibuk apapun kita didunia ini, ingatlah, peran yang kita
jalani tak hanya itu saja. Masih banyak peran-peran yang kitat miliki, yang
semuanya tidak bisa ditinggalkan dengan alasan kita sedang berperan pada bagian
lain. Kita manusia, mungkin pagi hari kita bisa berperan sebagai mahasiswa/pelajar,
guru/dosen, tapi ingat dalam waktu yang besamaan kita bisa menjalani dua atau
lebih peran. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Semua itu adalahh hal yang biasa. Namun,
perlu diperhatikan adalah tidak ada alasan untuk menghilangkan satu peran untuk
sebuah peran yang lain. Misal: kita saat ini berperan sebagai pelajar, dalam
waktu yang sama kita tidak bisa menghilangkan peran sebagai anak/ayah/ibu
ataupun yang lain. Tentunya semua tetapp harus kita jalankan, karena hal itu
bisa berjalan bersamaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Jadi, jangan lupakan peran kita yang
lebih penting sebagai hamba Allah, dengan ketaqwaan yang tak boleh putus, meski
kita sedang menjalankan puluhan peran didunia ini. begitu juga akan kewajiban
yang diberikan oleh Allah. Tidak bisa kita tinggalkan, perintah sholah
misalnya, puasa ramadhan, berdakwah, meninggikan kalimat Allah, menegakkan
khilafah. Semua itu adalah kewajiban, yang ketika muslim meninggalkanya, maka
dosa yang akan diterima. Tidak peduli sesibuk apapun ia didunia, sehebat apapun
dia, yang namanya kewajiban tidak akan bisa digantikan dengan apapun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sehingga, tidak ada alasan untuk
menginggalkan seluruh kewajiban yang telah dibebankan kepada muslim, dengan
alasan, ngurus keluargalah, banyak tugaslah, sibuk ini dan itulah. Intinya,
ketika kewajiban itu tidak dilaksanakan, maka bersiapkan neraka Allah sudah
bersiap untuk menyantap.</span></div>

Yang mudah jangan dipersusah

Hidup ini mudah, jangan dipersusah. Jalan masih begitu luas, jangan dipersempit. Ketika semua jalan serasa buntu, sebenarmya bukan kebu...

Baca selengkapnya »

Rabu, Mei 27, 2015

Syariah dan Khilafah Untuk Rahmatan Lil-‘Alamin

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn4nutvzuB1ILhxyJ5XCGBK-02BB9NnxykbteOD7-_oWYOsG9yhf3FmNF8fG1azV2naDBk8j0-RTJm5yLoDRkjDYhVOSooAVBGxj6fzcNpiXV6M2o7Cm20CAVSOp2Iu8lpxW_lDPD7RX0/s1600/khk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn4nutvzuB1ILhxyJ5XCGBK-02BB9NnxykbteOD7-_oWYOsG9yhf3FmNF8fG1azV2naDBk8j0-RTJm5yLoDRkjDYhVOSooAVBGxj6fzcNpiXV6M2o7Cm20CAVSOp2Iu8lpxW_lDPD7RX0/s1600/khk.jpg" /></a></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Negeri kita
saat ini sedang berada dalam cengkeraman neoimperialisme (penjajahan gaya baru)
dan neoliberalisme (liberalisme model baru). Musibah dan bencana yang timbul
karena neoimperialisme dan neoliberalisme sudah sedemikian berbahaya dan
meluas. Karena itu cengkeraman neoimperialisme dan neoliberalisme harus segera
dihentikan. Negeri kita ini harus segera diselamatkan.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Namun, umat
tidak boleh berharap solusi pada demokrasi dan kapitalisme. Pasalnya,
neoimperialisme dan neoliberalisme tidak bisa dipisahkan dari demokrasi dan
kapitalisme. Jalan keluar dan solusi atas semua itu tidak lain adalah penerapan
syariah Islam secara <em>kaffah</em> dalam institusi Khilafah ar-Rasyidah.</div>
<div style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<strong>Khilafah Pasti Tegak</strong></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tegaknya
Khilafah ar-Rasyidah memang bukan perkara mudah. Berbagai hambatan, tantangan,
gangguan dan rintangan selalu menghadang. Namun, semua itu pasti bisa diatasi
dan Khilafah ar-Rasyidah pasti tegak kembali.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tegaknya
Khilafah ar-Rasyidah adalah janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah
saw. Semua janji Allah SWT pasti akan terwujud asal kita memenuhi semua
syarat-syaratnya.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Jatuhnya ibukota
Romawi Timur, Konstantinopel, ke tangan Islam, sebagai contoh, memang sulit.
Namun, para sahabat dan generasi sesudahnya terus berjuang keras mewujudkan
itu. Mereka yakin jatuhnya Romawi Timur adalah kepastian karena hal itu adalah
kabar gembira dari Rasul saw.</div>
<div class="arab" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>«لَتُفْتَحَنَّ
الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ فَلَنِعْمَ الأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ
ذَلِكَ الْجَيْشُ»</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt;">
<em>Sungguh, Konstantinopel
pasti dibebaskan. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pembebasan itu dan
sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu </em><strong>(HR Ahmad).</strong><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Akhirnya,
sebagaimana <em>bisyarah</em> Nabi saw. di atas, Konstantinopel benar-benar
bisa ditaklukkan di tangan pasukan yang dimimpin oleh Muhammad al-Fatih pada
tahun 1453 M.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sebagaimana
pembebasan Konstantinopel, tegaknya Khilafah ar-Rasyidah juga pasti akan
terwujud. Selain karena janji Allah SWT, hal itu juga merupakan kabar gembira
dari Rasul saw. Beliau mengabarkan:</div>
<div class="arab" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>«…ثُمَّ
تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَجِ النُّبُوَّةِ»</span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<em>…Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhaj
an-Nubuwwah </em><strong>(HR Ahmad dan ath-Thayalisi).</strong><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Selain itu,
Khilafah ar-Rasyidah sudah pernah ada. Tentu atas ijin Allah pasti bisa
diwujudkan kembali. Bahkan tak sedikit pengamat dunia internasional pun
meramalkan Khilafah Islam akan segera tegak kembali.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Karena itu,
sebagaimana dulu para sahabat dan generasi sesudahnya berjuang terus-menerus
dan penuh kesungguhan membebaskan Konstantinopel, saat ini pun kita harus
berjuang terus-menerus dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan penerapan
syariah dan penegakan Khilafah ar-Rasyidah. Tegaknya Khilafah ar-Rasyidah
tinggal masalah waktu.</div>
<div style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%;">
<strong>Mewujudkan</strong> <em><b>Rahmat[an]</b></em>
<em><b>li al-‘Alamin</b></em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Khilafah
adalah <em>kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan
hukum syariah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. </em>Keberadaan Khilafah
akan menjamin perwujudan rahmat bagi seluruh alam (<em>rahmatan lil</em> <em>‘alamin</em>).
Pasalnya, Khilafah akan menerapkan syariah Islam secara <em>kaffah</em>,
menyatukan umat Islam sedunia dan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Penerapan
syariah secara <em>kaffah</em> oleh Khilafah akan mewujudkan kebaikan bagi
semua, baik Muslim maupun non-Muslim. Tentu karena risalah Islam memang
diturunkan untuk semua manusia (<em>rahmatan lil</em> <em>‘alamin</em>).
Penerapan syariah secara <em>kaffah</em> itu akan memberikan perlindungan
terhadap agama, akal, harta, jiwa, keturunan dan keamanan; serta akan menjamin
perwujudan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan. Muslim maupun non-Muslim akan
merasakan kebahagiaan hidup di dalamnya.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Fakta sejarah
peradaban Islam menjadi bukti nyata kemampuan Islam untuk memberikan kerahmatan
itu. Sejarahwan terkemuka, Will Durant, dalam <em>The Story of Civilization</em>
(vol. XIII), mengakui hal itu: “<em>Para khalifah telah memberikan keamanan
kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja
keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk
siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad
dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat
(dalam sejarah) setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka
menjadikan pendidikan tersebar luas sehingga berbagai ilmu, sastera, filsafat
dan seni mengalami kemajuan luar biasa; menjadikan Asia Barat sebagai bagian
dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.”</em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Maka dari
itu, tidak ada yang perlu ditakutkan dari syariah dan Khilafah. Keduanya adalah
bagian dari ajaran Islam yang akan membawa kebaikan. Ibarat orang sakit,
keduanya adalah obat yang bakal menyembuhkan sakit parah yang sudah amat lama
kita derita.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kita juga
tidak perlu ragu untuk mencampakkan sekularisme dan turunannya, yakni sistem
politik demokrasi maupun sistem ekonomi liberal. Sekularisme telah nyata-nyata
menimbulkan aneka masalah dan derita bagi seluruh rakyat. Sekularisme juga
menjadi jalan bagi penjajahan gaya baru (neoimperialisme) atas negeri yang kita
cintai ini.</div>
<div style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<strong>Peran Kita</strong></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kaum Muslim
di seluruh dunia, tanpa kecuali, wajib menegakkan Khilafah. Apalagi para ulama
seluruh mazhab telah menyepakati hal itu. Imam Ibnu Hazm dalam kitab <em>Al-Fashlu
fi al-Milal wa al-Ahwa` wa an-Nihal</em> (IV/78) menyebutkan, <em>“Telah
sepakat semua Ahlus Sunnah, semua Murjiah, semua Syiah dan semua Khawarij atas
kewajiban Imamah (Khilafah).” </em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Imam
an-Nawawi di dalam <em>Syar<u>h</u> Sha<u>h</u>î<u>h</u> Muslim</em> (VI/291)
juga menyatakan, <em>“Para ulama sepakat bahwa wajib atas kaum Muslim
mengangkat khalifah. Kewajiban itu berdasarkan syariah, bukan akal.”</em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Syaikh
Manshur al-Bahuthi di dalam <em>Kasysyaf al-Qinâ’</em> <em>‘an Matni al-Iqnâ’</em>
(XXI/61) pun menjelaskan, <em>“(Mengangkat imam a’zham/khalifah) bagi kaum
Muslim (adalah fardhu kifayah).”</em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Imam
Asy-Syathibi di dalam kitabnya <em>Al-Muwâfaqât</em> (I/179) menjelaskan
pelaksanaan fardhu kifayah itu: <em>“Orang yang mampu dituntut menegakkan
fardhu itu. Orang yang tidak mampu dituntut mengadakan orang yang mampu itu.
Ini karena pelaksanaan orang yang mampu itu tidak terwujud kecuali dengan
mewujudkan orang yang mampu itu, yakni dari sisi bahwa jika suatu kewajiban
tidak sempurna tanpa sesuatu maka sesuatu itu juga menjadi wajib.”</em></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Orang yang
mampu secara langsung menunaikan fardhu kifayah penegakan Khilafah ar-Rasyidah
adalah para <em>ahlul quwwah</em>. Mereka adalah para pemilik kekuatan, para pemegang
kekuasaan, orang yang memiliki akses ke kekuasaan, serta orang yang memiliki
akses kepada para <em>ahlul quwwah</em> itu. Merekalah yang wajib secara
langsung menunaikan kewajiban ini dan memberikan <em>nushrah</em> (pertolongan)
untuk tegaknya Khilafah ar-Rasyidah.</div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Selain
mereka, umat Islam umumnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam asy-Syathibi
di atas, bukan berarti terlepas dari fardhu kifayah itu. Satu faktor kunci yang
bisa menggugah dan meyakinkan <em>ahlul quwwah</em> untuk memberikan <em>nushrah</em>-nya
adalah adanya opini umum di tengah umat yang lahir dari kesadaran umum tentang
kewajiban penerapan syariah dan penegakan Khilafah ar-Rasyidah. Semua orang
pasti mampu turut serta berperan dalam membangun opini umum di tengah umat yang
lahir dari kesadaran umum tentang kewajiban penerapan syariah dan penegakkan
Khilafah ar-Rasyidah. Oleh karena itu, setiap orang dari umat Islam harus
terlibat di dalamnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sebabnya, selama
fardhu kifayah itu belum tertunaikan secara sempurna, maka tetap menjadi
kewajiban bagi semua. Jangan sampai tertipu dengan dalih: merasa tidak mampu,
butuh waktu lama, dan lainnya. Allah SWT memperingatkan:</div>
<div class="arab" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>﴿لَوْ
كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لَّاتَّبَعُوكَ وَلَٰكِن بَعُدَتْ
عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا
مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنفُسَهُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ﴾</span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<em>Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu
tujuan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah
mereka mengikuti kamu. Namun, tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh
mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika</em> <em>kami sanggup
tentulah kami berangkat bersama kamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri
dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar para pendusta</em> <strong>(TQS
at-Taubah [9]: 42).</strong><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%;">
<strong>Wahai Kaum Muslim:</strong></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Maka dari
itu, siapapun kita—pegawai negeri atau swasta, pejabat, polisi, tentara,
pengusaha, intelektual, buruh, mahasiswa, pelajar atau rakyat biasa—harus
bersama-sama berjuang menegakkan syariah Islam dan Khilafah ar-Rasyidah. Kita
semua harus bersungguh-sungguh dan istiqamah memperjuangkan perkara yang sangat
penting ini. Tegaknya Khilafah ar-Rasyidah akan menjamin penerapan syariah Islam
yang akan menyebarkan <em>rahmatan lil</em> <em>‘alamin</em> serta akan
mewujudkan kemuliaan Islam dan umatnya (‘<em>izzul Islam wal Muslimin</em>).</div>
<div class="arab" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا
دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ [</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt;">
<em>Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah seruan Allah dan Rasul jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang
memberikan kehidupan kepada kalian </em><strong>(TQS al-Anfal [8]: 24)</strong>.<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div>
<div style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%;">
<em>WalLâh a’lam bi ash-shawâb</em>. <strong>[]</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><em>[Al-Islam edisi 757, 4 Sya’ban 1436 H – 22
Mei 2015]</em></span></div>

Syariah dan Khilafah Untuk Rahmatan Lil-‘Alamin

Negeri kita saat ini sedang berada dalam cengkeraman neoimperialisme (penjajahan gaya baru) dan neoliberalisme (liberalisme model baru)...

Baca selengkapnya »

Selasa, Mei 26, 2015

Percayalah, masalah itu akan menguatkanmu

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP8q0Tw4TyPDOXLemfKjdLQRWm1H7gX0PzNZW9OpKNBoBv4tcpT5FPGQdEyBURKHJslsOHFw2ybmgIzPp2pG4NVVpUgWP_ZubPuFEZgAxSXlJtkgIrUnOXVHJ8h_VijWhYVqtpD_ThQf0/s1600/masalah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="292" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP8q0Tw4TyPDOXLemfKjdLQRWm1H7gX0PzNZW9OpKNBoBv4tcpT5FPGQdEyBURKHJslsOHFw2ybmgIzPp2pG4NVVpUgWP_ZubPuFEZgAxSXlJtkgIrUnOXVHJ8h_VijWhYVqtpD_ThQf0/s320/masalah.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">

<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span id="goog_1672807900"></span><span id="goog_1672807901"></span><span id="goog_1749872714"></span><span id="goog_1749872715"></span>Yang
namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu
bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelasahan. Buan itu maksdnya,
namun, senua masalah itu adalah wajar. Ia akan selalu dihadapkan dengan yang
nama masalah-masalah, mungkin itu bisa terjadi setiap hari bisa juga datang
silih berganti. Tidak menutup kemungkin semua itu berawal dari yang mudah
hinggan level yang susah, mulai masalah diri sendiri hingga berhubungan dengan
manusia yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu
apa maksud semua itu? Ya, tentunya kita mengingat firman Allah yang tentang
bagaimana Allah yang tidak akan pernah membiarkan hambanya yang mengaku beriman
untuk diberikan cobaan. Dari ditu kita bisa memahami bahwa semua masalah yang
terjadi atau yang silih berganti menghampirii kita adalah ujian dari Allah
untuk menguji seberapa tinggkat iman seseorang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sehingga,
tak perlu kau risaukan itu masalah. Karena ia ada bukan untuk disesali atau
bahkan untuk dihindari. Justru masalah itu ada<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>harus kita hadapi, kita selesaikan satu persatu. Sampai Allah mengatakan
cukup dan menjemput kita kehadapannya melalui utusan yang mulia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Begitulah
hidup manusia, yang akan selalu mengalami segala derita didunia. Bukan manusia
namanya jika didalam dirinya tidak pernah ditemui masalah atau ujian. Yang ada
semua akan menuntut kita untuk bermain dan mendewasan kita. Semua harus dilawan
dengan senyuman, dengan penuh semangat untuk segera diselesaikan, dengan satu
keyakinan kitab mampu untuk menyelesaikan. Satu keyakinan kita adalah semua
masalah atau beban yang diberikan Allah kepada kita pasti sesuai dengan
kemampuan kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Naik
turunya siklus kehidupan, itu amatlah erat dengan kita, terdkadangan kita
merasa beban itu menumpuk, terasa berat, mungkin juga sempat terlintas dalam
benak untuk meletakkan masalah dan belari sejauhm mungkin dari masalah
tersebut. Namun, apakah dengan seierti itu semua masalah akan selesai dengan
sendirinya, dengan cara kita tak mau meniinggalkan nya. justru menggambarkan
pada diri kita adalah orang yang lemah, tak layak mendapatkan hal yang besar,
tidak berhak mendepatkan gelar manusia yang mulia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sempat
terlintas perkataan seorang yang cukup tenar namanya, beliau mebgatakan:
“Sesungguhnya yang menjadi masalah itu bukanlah masalah itu sendiri, tapi yang
menjadi masalah adalah bagaimana presepsi kita dalam memahami masalah
tersebut”. Sehingga inti dari semua masalah adalah bagaimana kita untuk
memandang masalah yang selalu mengahampiri. Apakah kita lebih banyak mengeluh,
merasa lemah atau malah sebaliknya. Karena masalah itu hal yang manusiawi,
sudah sewajarnya ada dalam setiap kehidupan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lihatlah
bagiaman orang hebat terdahulu juga tak pernah lepas dengan yang namanya
masalah, apa bagaimana<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>orang semulia
ummar pun juga menghadapi masalah yang besar, menghadapi tekanan dan serangan
kaum kafir. Semua itu dihadapi bukan dengan cara mengeluh, namun justru dengan
ketegapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi semua masalah yang ada. Maka
wajar, balasan untuk kesabaran dan ketegaran adalah surge yang teramat tinggi,
kemuliaan yang tidak hanya didapat didunia<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>tapi juga diraihnya untuk kehidupan yang sesungguhnya, itulah akhirat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terlebih
bagi kita yang seimanya sama sebagai muslim, dengan Allah sebagai satu-satunya
tempat keluh kesah akan semua yang ada pada diri kita. Mintaklah untuk
menguatkan kita untuk menghadapi masalah yang ada, bukan justru meringankan
masalah dan ujian yang ada. Karena dengan beratnya ujian yang kita hadapi itu
menunjukkan tingkat keimanan kita. Orang yang imanya lemah tak akan diberi
ujian yang sama selayakknya para ulama. Karena tentu tingkat ketaqwaan yang
membuat ujian itu datangdengan bentuk yang berbeda. </span></div>
</div>

Percayalah, masalah itu akan menguatkanmu

Yang namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelas...

Baca selengkapnya »

Selasa, Mei 26, 2015