Puji
syukur atas kehadiran Allah SWT, yang satu-satunya dzat yang menjadikan apa
yang ada di pelosok alam semesta ini dengan perhitungan yang rumit. Sebuat
perhitungan yang tak mampu di tiru oleh manusia di buka bumi. Bagi manusia sudah
sangat sulit untuk mengidentefikasi bamgaimana cara Allah untuk menciptaan alam
semesta berserta isi nya dan menciptakan kehidupan itu sendiri. Semua itu akan
mustahil diciptakan oleh sesuatu yang lemah. Lihat bagaimana proses terjadinya
alam semesta yang teramat rumit baru ditemukan oleh manusia pada abad ke-19.
Seorang ilmuan yang bernama Edwin Hubble menemukan
bagaima proses terjadinya alam semesta yang diberi nama teori big bang.
Semua itu dilakukan dalam kurun oleh para ilmuan, sejak masa plato hingga saat ini.
Baru
pada tahun 1929 ditemukaknya teori big bang. Teori big bang ini sendiri terdiri
dari 6 tahap. Hal ini sudah di terdapat dalam Al-qur’an berates-ratus tahun
sebelum teori ini ditemukan. Hal ini ditegaskan dalam Surat Hud Ayat 7 : "Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dalam waktu enam hari". Enam
hari disini bukan berarti waktu sebenarnya karena pada waktu itu, belum ada
bumi yang mengelilingi matahari, yang dimaksudkan enam hari disini adalah enam
masa/ tahapan. Teori Big Bang atau ledakan besar ini dikemukan
oleh seorang astronomi Amerika ini sendiri di bagi atas enam.
Surat An-Nazi'at ayat
27-33
"Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah
langit? Allah telah membinanya {27}
Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28}
dan
Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang
{29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30}
Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31}
Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32}
(semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}"
Dari
sejumlah ayat Al-Qur"an yang berkaitan dengan enam masa, Surat
An-Nazi"at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam
masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya,
sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
Masa I (ayat 27):
penciptaan langit pertama kali
Jika
alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti
berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal'
ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan
'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik
tunggal bervolume nol. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini
dinamakan 'Big Bang'. Teori Big Bang
menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud,
dan kemudian terpisah-pisah. Big Bang
merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan',
dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah SWT. Fakta bahwa alam ini diciptakan,
yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an
14 abad lampau: "ia Pencipta langit dan bumi" Surat Al-An'aam ayat
101. (http://rizalmarom094.blogspot.com/2013/04/teori-penciptaan-alam-semesta_8460.html)
Pada
Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut
"big bang", kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini
ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu
(dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen
adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar
dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius,
terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen
yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan
wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan
sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya,
angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan
debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang
kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi
bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void
(rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat
bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Masa II (ayat 2:
pengembangan dan penyempurnaan)
Dalam
ayat 28 di atas terdapat kata "meninggikan bangunan" dan
"menyempurnakan". Kata "meninggikan bangunan" dianalogikan
dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh
dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang,
dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang
maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh.
Mengembangnya
alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big
bang. Jadi, pada dasarnya big bang
bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta.
Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan
berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan
kata "menyempurnakan", menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran
dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus
mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat
An-Nazi"ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita
dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai
penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga
terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya
lebih kecil.
Seperti
halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari
reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak
mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan
fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar
ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan
suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi).
Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada
Bulan itu sendiri.
Masa IV (ayat 30): awal
mula daratan di Bumi
Penghamparan yang
disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen
Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV
ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, "Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu
kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagi-Nya?" (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari
ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika
mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air
menjadi ada air. Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari
komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur
hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan
membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti
bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air
laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang
massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena
semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama
berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Masa VI (ayat 32-33):
proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam
ayat 32 di atas, disebutkan "â?¦gunung-gunung
dipancangkan dengan teguh." Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah
penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama.
Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen
Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada
artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc
tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi.
Kemudian,
setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia
sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih
sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika
diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi,
"Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya".
Jadi,
beratus-ratus tahun sebelum ditemukannya teori big bang, proses pembentukan
alam semesta sudah tertera di dalam Al-Quran.
0 komentar:
Posting Komentar