Puji syukur atas Rahmat dan karunia yang telah di
berikan seluas-luasnya oleh Allah kepada umat manusia. Baik itu yang taat
ataupun yang menjadi musuh Allah sekalipun. Itulah Rabb kita yang Maha Pemurah.
Ialah Rabb yang menciptakan manusia dengan segala keperluannya, tanpa harus
kita meminta Allah sudah menyiapakn apa saja yang kita butuhkan. Bahkan jika
kita hendak menuliskan apa saja yang sudah di berikan Allah kepada kita, maka
tak akan sanggup seluruh umat manusia untuk melakukannya. Meskipun seluruh
lautan dan samudra menjadi tinta, dan pepohonan menjadi penanya. Tak akan cukup
semua itu untuk menggambarkan betapa luasnya nikmat karunia yang telah kita
terima.
Mari kita renungi bagaiamana di pagi
hari kita masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara pagi hari yang amat
segar dan menyehatkan badan.
Pagi hari yang penuh kenikmatan menyambut seruan mulia dari masjdi sekitar. Berjalan santai dengan umat muslim lainnya, saling bersandau gurau dalam ketaatannya. Sejuk nan indah tak akan terganti, bahkan akan lebih baik kehilangan harta benda yang sangat berharga dari pada harus terlewati satu hari saja.
Pagi hari yang penuh kenikmatan menyambut seruan mulia dari masjdi sekitar. Berjalan santai dengan umat muslim lainnya, saling bersandau gurau dalam ketaatannya. Sejuk nan indah tak akan terganti, bahkan akan lebih baik kehilangan harta benda yang sangat berharga dari pada harus terlewati satu hari saja.
Begitu indahnya ketika semua itu di
awali dengan ketaatan, hingga menyadarkankan kita atas kekurangan yang terjadi
di hari kemarin. Di tambah lagi dengan
lantunan ayat-ayat suci yang menggunjangkan hati, menimbulkan kerinduan kepada
Sang Pencipta. Bagaimana tidak, itulah ayat-ayat cinta yang membuat hati orang
beriman semakin menyadari bahwa ia bukanlah siapa-siapa di dunia ini. Bukan
lagi seorang manusia yang mempunyai pangkat yang di tinggi dalam pandangan manusia. Itulah yang membuat hati dan akal
manusia tersungkur dengan kebesaranNya.
Allahu Rabbi, namun semua itu hanya
indah di pagi saja. Di awal umat ini menyambut pagiMu. Di awal kami tidak menemukan
kenikamatan kecuali dari mu, yang di awal kami hanya mengetahui bahwa
Engakaulah satu dzat yang selalu kami butuhkan. Semua hanya indah dan berkarat
ketika dunia sudah menguasai hati ini, bukan lagi dunia yang di letakkan di
tangan, namun te;ah masuk dalam hati bagi.
Begitu mudahnya dunia ini melenakan
manusia dengan segala pernak-pernik kemelokannya. Ketika janji suci (red:
Syahadat) yang sudah tergadaikan dengan pangkat dan harta. Jalan yang batilpun
akan mudah ditempuh untuk mendapatkan semuanya. Karena ia terlihat begitu
menjanjikan, dan telah melaikan akan nikmat yang lebih nyata dari sang Rabbi.
Kembali berjalan dengan arah dunia yang
ditempuh, melupakan Hak-hak Allah yang tak terpenuhi. Hak Allah yang telah kita
sadir bahwa Ialah yang mengetahui diri manusia itu lebihi manusia itu
mengetahui dirinya sendiri. Hak Allah yang telah kita sadari bahwa tak ada yang
lebih baik dalam mengatur urusan ciptaannya. Seberapa sadarkan kita, ketika
semua itu kita lupakkan begitu saja?? Sebetapa pedihnya kita, ketiaka cobaan yang
kita alami membuat kita semakin di cintai Allah, namun kita malah menguhujad
Nya??
Maka, tidak akan pernah ada rencan yang
lebih baik dari rencanNya. Tak perlu ada yang disalah akan apa yang sdah
menjadi ketentuannya. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar semua itu harus
kita kembalikan kepada Sang pencipta.
Sungguh, sangat sedikit orang hanya
melihat keluar dengan penuh hujat dan cacian yang berdampak pada ke kalahan
dirinya. Yang merasa mereka di dzalimi
begitu saja. Sudahkan ada kesadaran yang tak hanya terihat jauh diluar sana
untuk diperbaiki, namun lebih jauh kedalam diri sendiri?? Sangat mudah jika
seseorang itu jika hanya melihat semut di ujung sana dan tak pernah menyadari
ada sesuatu yang besar di hadapannya.
Itulah hal yang membuat semua itu hancur
dan mengahancurkan. Maka jangan salahkan atau jangan pernah merasa kecewa jika yang akan di tempuhnya akan sesuatu
yang sangat menyakitkan. Itu bukan lagi
sebuh ujian, tapi adalah sebuah malapetaka atas kelaian.
0 komentar:
Posting Komentar