uzan

uzan

Hidup ini mudah, jangan dipersusah. Jalan masih begitu luas, jangan dipersempit. Ketika semua jalan serasa buntu, sebenarmya bukan kebuntuan itu yang menghambat langkah kita. Sejatinya diri kita lah yang membuatnya tak bisa memiliki pilihan lain. Ya, karana akal kita hanya memahami hal yang Nampak yang ada dalam satu perkara itu saja, tidak pernah meyoba untuk berfikir lebih luas atau bahkan mengubah presepsi.
Dunia ini sangatlah luas. Namun, tetaplah satu arah yang bisa kita fokusnya, agar kita bisa menguasai satu hal yang dengan itu kita mampu berdiri tegap untuk menghadapi tantangan dunia. Hal ini bukan berarti ingin membatasi manusia, bukan bermaksud untuk lebih menakankan pada satu bidang saja, bukan itu semua yang inginkan. Semua berhak kita ikuti dan dimiliki, ilmu Allah yang angat luas ini. Seorang yang hebat akan dikenal dengan satu keahlian saja.
Bagiamana dengan ilmu yang lain? Semua itu bisa kita pahami sebagai pelengakap titik fokus kita, penguat dari apa yang kita miliki saat ini. ketika kita fokus pada satu hal, bukan berarti kita harus mengabaikan hal yang lain. Atau bahkan meniadakan komponen yang terpenting lainnya.
Seperti itulah hidup ini, kita semua mungkin diciptakan dengan segala kemapuan untuk memahami sesuatu. Kelebihan yang bisa dibanggakan akan upaya kita memperjuangkan apa yang menjadi keinginkan kita. Itulah tabiat yang sudah sewajarnya ada. Ingin menjadi professor, astronom, engginer, atau apalah itu yang kira-kira ribuan bahakan jutaan profesi yang lain.
Hanya saja, kita perlu ingat, setinggi apapun gelar kita, sesibuk apapun kita didunia ini, ingatlah, peran yang kita jalani tak hanya itu saja. Masih banyak peran-peran yang kitat miliki, yang semuanya tidak bisa ditinggalkan dengan alasan kita sedang berperan pada bagian lain. Kita manusia, mungkin pagi hari kita bisa berperan sebagai mahasiswa/pelajar, guru/dosen, tapi ingat dalam waktu yang besamaan kita bisa menjalani dua atau lebih peran.
Semua itu adalahh hal yang biasa. Namun, perlu diperhatikan adalah tidak ada alasan untuk menghilangkan satu peran untuk sebuah peran yang lain. Misal: kita saat ini berperan sebagai pelajar, dalam waktu yang sama kita tidak bisa menghilangkan peran sebagai anak/ayah/ibu ataupun yang lain. Tentunya semua tetapp harus kita jalankan, karena hal itu bisa berjalan bersamaan.
Jadi, jangan lupakan peran kita yang lebih penting sebagai hamba Allah, dengan ketaqwaan yang tak boleh putus, meski kita sedang menjalankan puluhan peran didunia ini. begitu juga akan kewajiban yang diberikan oleh Allah. Tidak bisa kita tinggalkan, perintah sholah misalnya, puasa ramadhan, berdakwah, meninggikan kalimat Allah, menegakkan khilafah. Semua itu adalah kewajiban, yang ketika muslim meninggalkanya, maka dosa yang akan diterima. Tidak peduli sesibuk apapun ia didunia, sehebat apapun dia, yang namanya kewajiban tidak akan bisa digantikan dengan apapun.
Sehingga, tidak ada alasan untuk menginggalkan seluruh kewajiban yang telah dibebankan kepada muslim, dengan alasan, ngurus keluargalah, banyak tugaslah, sibuk ini dan itulah. Intinya, ketika kewajiban itu tidak dilaksanakan, maka bersiapkan neraka Allah sudah bersiap untuk menyantap.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top