uzan

uzan



Yang namanya manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Semua itu bukan berarti manusia ada makhluk yang penuh kelasahan. Buan itu maksdnya, namun, senua masalah itu adalah wajar. Ia akan selalu dihadapkan dengan yang nama masalah-masalah, mungkin itu bisa terjadi setiap hari bisa juga datang silih berganti. Tidak menutup kemungkin semua itu berawal dari yang mudah hinggan level yang susah, mulai masalah diri sendiri hingga berhubungan dengan manusia yang lain.
Lalu apa maksud semua itu? Ya, tentunya kita mengingat firman Allah yang tentang bagaimana Allah yang tidak akan pernah membiarkan hambanya yang mengaku beriman untuk diberikan cobaan. Dari ditu kita bisa memahami bahwa semua masalah yang terjadi atau yang silih berganti menghampirii kita adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa tinggkat iman seseorang.
Sehingga, tak perlu kau risaukan itu masalah. Karena ia ada bukan untuk disesali atau bahkan untuk dihindari. Justru masalah itu ada  harus kita hadapi, kita selesaikan satu persatu. Sampai Allah mengatakan cukup dan menjemput kita kehadapannya melalui utusan yang mulia.
Begitulah hidup manusia, yang akan selalu mengalami segala derita didunia. Bukan manusia namanya jika didalam dirinya tidak pernah ditemui masalah atau ujian. Yang ada semua akan menuntut kita untuk bermain dan mendewasan kita. Semua harus dilawan dengan senyuman, dengan penuh semangat untuk segera diselesaikan, dengan satu keyakinan kitab mampu untuk menyelesaikan. Satu keyakinan kita adalah semua masalah atau beban yang diberikan Allah kepada kita pasti sesuai dengan kemampuan kita.
Naik turunya siklus kehidupan, itu amatlah erat dengan kita, terdkadangan kita merasa beban itu menumpuk, terasa berat, mungkin juga sempat terlintas dalam benak untuk meletakkan masalah dan belari sejauhm mungkin dari masalah tersebut. Namun, apakah dengan seierti itu semua masalah akan selesai dengan sendirinya, dengan cara kita tak mau meniinggalkan nya. justru menggambarkan pada diri kita adalah orang yang lemah, tak layak mendapatkan hal yang besar, tidak berhak mendepatkan gelar manusia yang mulia.
Sempat terlintas perkataan seorang yang cukup tenar namanya, beliau mebgatakan: “Sesungguhnya yang menjadi masalah itu bukanlah masalah itu sendiri, tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana presepsi kita dalam memahami masalah tersebut”. Sehingga inti dari semua masalah adalah bagaimana kita untuk memandang masalah yang selalu mengahampiri. Apakah kita lebih banyak mengeluh, merasa lemah atau malah sebaliknya. Karena masalah itu hal yang manusiawi, sudah sewajarnya ada dalam setiap kehidupan.
Lihatlah bagiaman orang hebat terdahulu juga tak pernah lepas dengan yang namanya masalah, apa bagaimana  orang semulia ummar pun juga menghadapi masalah yang besar, menghadapi tekanan dan serangan kaum kafir. Semua itu dihadapi bukan dengan cara mengeluh, namun justru dengan ketegapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi semua masalah yang ada. Maka wajar, balasan untuk kesabaran dan ketegaran adalah surge yang teramat tinggi, kemuliaan yang tidak hanya didapat didunia  tapi juga diraihnya untuk kehidupan yang sesungguhnya, itulah akhirat.
Terlebih bagi kita yang seimanya sama sebagai muslim, dengan Allah sebagai satu-satunya tempat keluh kesah akan semua yang ada pada diri kita. Mintaklah untuk menguatkan kita untuk menghadapi masalah yang ada, bukan justru meringankan masalah dan ujian yang ada. Karena dengan beratnya ujian yang kita hadapi itu menunjukkan tingkat keimanan kita. Orang yang imanya lemah tak akan diberi ujian yang sama selayakknya para ulama. Karena tentu tingkat ketaqwaan yang membuat ujian itu datangdengan bentuk yang berbeda.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top