uzan

uzan



Merapatlah hingga dekat, pada sebuah keyakinan yang tinggi. Hingga tak ada lagi  sekat diantara keduanya, kita dengan Allah. Merapatkan hingga tak ada lagi hijab dengan sang pencipta, Allahu Rabbi. Yang sunggu pasti terjadi janji-janjinya, hari akhir yabg sudah Nampak didepan mata, tentang keyakinan akan nikmat surga,  dan yang dihindari akan siksa api neraka.
Mendekatkan hingga kau bosan dengannya, atau hingga engkau tak membutuhkan lagi kasih sayang dari cinta dan rahmat, yang selalu dilimpahkan keseluruh manusia.
Tanpa pilih kasih, baik itu yang bertaqwa ataupu yang telah ingkar kepadaNya. Rasakan kedetakan itu  hingga mampu mengalahkan seluruh kebagiaan yang pernah tercapai di dunia ini.
Sahabat, kita semua faham. Setiap manusia tak pernah bisa untuk hidup sendiri. Mereka pasti membutuhkan yang lain. Karena itulah sifat manusia, makhluk social suka berbagi, bercerita, berkumpul dan bersatu dengan yang lain. Itulah manusia yang selalu membutuhkan, ia sadar memiliki kelemahan dan keterbatasan. Seperti itulah watak manusia, tak sama dengan Allah yang maha segalanya. Tak membutuh kan yang lain, mampu berdiri sendiri, yang tak memiliki awal dan tak akan berakhir.
Oleh karena itu,  kita berusaha untuk saling mengingatkan agar tidak lagi maha selaganya, merasa hebat dengan segala yang telah kita capai. Sehingga kira lupa akan keterbatasan manusia, kita lupa ada manusia lain yang labih hebat. Atau akan kita lupa akan dzat Allah yang maha perkasa, memiliki sagalanya, termasuk apa yang kita capai ini. sesungguhnya,    apa yang kit peroleh ini jelas akan berakhir, karena inilay sebuah kehiduoan didunia, tak ada kekekalan didapanya, kecuali kelak dikehidupan akhirat. Semua yang telah dikejar di dunia akan terbayar lunas di akhirat, tanpa ada yang dirugikan. Yang tersisa hanya penyesalan oleh setiap manusia.
Mendekat dan lebih erat. Kau peluk kasih sayang Allah dalam pekatnya malam yang pebuh rahmat dan ampunan. Sehingga tak ada lagi materi dunia yang disesalkan ketika itu hilang dari tangan mu. Doa yang kau minta akan dunia, semua itu hanya sementara,  dan sesungguh nya beda akan doa-doa yang membersamai kita dalam kehidupan yang tak akan ada habisnya. Nikmat yang akan terus bertambah, makanan yang berupa buah-buahan segar, bagi mereka yang beruntung. Susu dn madu yang tak pernah tersentuh lindah manusia bagaimana kelezatannya.
 Ataukah harus diganti dengan siksa api berwarna hitam pekat, yang jika neraka itu bocor sebesar lubang jarum ke permukaan bumi, maka hancurlah segala apa yang ada didalamnya. Didalam nya penuh dengan murka Allah, makanan yang ada berupa nanh dan darah, minuman yang diberikan tak akan mengilangkan rasa dahaga. Ia tak akan pernah mati disana meskipun kulit dari jasadnya menjadi makanan api yang membara.
Semua itu sangat berbeda dengan surga yang menyilaukan mata dengan sungai-sungai yang mengalir dibawahnya. Pandangan yang menyejukkan mata, semua mata tak akan mampu berbepaling darinya.  Keindahan yang tak pernah terlhat sebelumnya oleh mata, tak terdengar olehh telinga, tak pernah tercium harunya. Aduhai, sungguh tak bisa digambarkan keindahan yang didapat akan kedekatan seorag hamba dengan sang pencipta.
Mendekatlah dan lebih erat, kau dekap kasih sayagnya. Karena Allahlah pemiliki kasih sayang dari semua kasih sayang. Melalui orang tua kita Allah jadikan hati meraka menjadi begitu sayang kepada kita. Dijaganya kita, diwarat, diberikan segala yang kita butuhkan. Sampai-sampai orang tua kita mengorbakan kesehatannya untuk terbangun dimalam hari, untuk mengganti popok kita yang basah. Untuk mendiamkan kita saat tangisan kita tak lagi terbendung. Sungguh, apa yang bisa membalas semua jasa-jasa itu dari dalam kandungan hingga kita dewasa? Kecuali kebaktian kita kepadanya, merawat, menjaga nya hingga mendoakan meraka. Sampaikan kepada Allah, “Ya Allah, sungguh tak ada balasan setimpal dari pengorbanan ayah dan ibu kecuali surgamu, maka satukan kelak kami dalam janji-janji surgaMU itu”.
Hingga rasakanlah kebagiaan yang tak akan ada habisnya ketika sedikit waktu ini untuk dilampiasan dalam bermunajat kepadaNya. Habiskan waktu itu dengan tangisan atas kekhawatiran yang dengan kehendknya kita masih terancam dengan siksa api neraka. Atas derita ummat tanpa diterapkannya syari’at. Bukan lagi karena diri yang tak mampu menguasai pernak-pernik dunia
Rasakan hingga begitu dekat, dengan kedekatanya serasa engkau membersamainya setiap hari-harimu. Hingga syari’at yang begitu agung menjadi amalan sehari-hari. Baik itu untuk ibadah, individu ataupun hubungan sesama manusia hingga sistem yang mengatur kehidupan manusia. Yang paling penting adalah menjadikan Syari’at Allah menjadi penentu keputusan-keputusan keduniaan. Baik itu dalam ranah pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan dan segala macam perbuatan yang semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Karena sesunggunya Islam bukan sekedar agamnya mengatur urusan ahirat, tapi lebih jauh dari itu islam menggabungkan urusan dunia dan akhirat dalam satu kitab Al-qur’an dan Sunnah Rasululllah.  

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top