uzan

uzan

Sebuah kisah masa lalu yang akan berujung entah seperti apa.  Apakah akan pada harapan sesosok insane yang berharapkan lebih. Demi sebiah perjuangan jiwa. Luka yang tak henti tertoreh dalam cerita lama. Kemabli akau pn kesal karena kisah menyudutkan ku. Bermula dari kebahagian yang entah apakah aku terdoktri karenannya. Ataukah seperti ini yang  harus aku jalani. Meski tak selama nya pemimpi itu berjalan lurus, namun dengan tekat ku kebli ku tulis kan ceritaku dibalik celotehan ku sore ini. berharap ia akan datang dengan segenap pendegaran nya.           
Hey, aku tak seperti kembali dimasa lalu ku saat semua masa depan ku sedang kuperjuangkan. Dan saat-saat manis itu pula muncul disaat kepahitan memudar. Hanya impian dan selalu ingin semua mendengarnya. Ingin semua cinta yang tak terhambat karena sesuatu yang ku cintai. Aku dan perjalanan ku, kemanpun terus akan kulalui. Karena keyakinan kau adalah yang terbaik akan penghambaanku.
Aku dan dariku tak lagi mengenalkan rasa lelah. Rasa yang adalah hanyalah suka cita. Tak pedulikan lagi hambatan dan cemooh atau cibiran setiap saat siap menerpakan. Meskipun orang yang suka diluar telah bersipa dilbelakangku untuk menjatuhkan ku. Inilah rekayasa yang aku sebut sebagai hambatan dalam nyali dakwah. Tak mudah bagiku untuk menentukan mana kawan mana kawan. Ditambah lagi kini aku berada dilingkungan yang tak dapat dilihat mana kawan dan man lawan. Teradang aku bersama saat ini nersama merekapun bisa jadi suatu saat nati akan menjadi tempat yang telah berbeda barisan.
Oh iya. Kau katakana itu semua tipuan belaka. Karena memag sebenarnya kita berada dalam masa yang fana, penuh tipu daya. Dapatkah kamu melilah semua nya? kecuali dengan keimana yang tinggi. Tanpa adala lagi campur tangan dari atribut yang lain. Akau kuatkan niat yang telah tepari dalam diri. Sehingga untuk lawan seperti apa pun tak pernah berpaling sedikit pun kecuali akan ku tumbangkan siapa- siapa yang mencoba menghalangi ku. Ini lah cara yang harus dipilib untuk mencapai sebuah impian besar. Yang  sangat hina jika harus tetipu dengan bisikan kenikmatan sementara.
Aku dan diriku bukan berarti sesosok yang kuat akan melawan semuanya. Bukan pula tak melihat bara dan ujian yang amat besat dibalik persimpangan sana. Namun, yang akau tekatkan adalah karena aku punya siapa untuk melawan siapa. Karena dengan menyadari kelemahan ini, maka sudah selayanyalah aku mengaharap pada yang Maha segalanya itu. Itulah Allahu Rabbi. Seberapa pun masalah yang mengahadang, akan aku katakana Allah Maha Besar.
Dengan segala daya upaya inilah sedikit jalan upaya ku untuk menggapai semua. Sebagai kepatuhan diri ini. sebagaimana butuhnya ciptaan kepada penciptanya. Wahai zat yang memutar balikan hati, teguh kan aku pada jalan agama ini dan peliharanlah akhlak ku. Aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top