uzan

uzan



Dunia dakwah, tentu tak asing lagi bagi kita. Tentang dakwah, tentunya dia tak hnya bersudut pada satu perkara saja. lebih agama islam yang pari puna, wajib bagi pemelukunya, yakni ummat islam wajib untuk  mengemban amanah ini. Amanah yang mana merupakan pekerjaan para nabi dan rasul, untuk meneggakkan kalimat Allah.
Dunia yang begtu lua, dengan kedalaman keluasan tanda-tanda Alah ini tak lagi dapat dipungkiri atas ketiadaan sang pencipta. Mulai dari yang kecil, yaitu pada diri manusia, atau susuan tata surya, beribu bintang setara dengan matahari, dan ratusan ribu lainnya yang sejenis dengan galaxy bimaskti.
Maka, sangat pantas jika Allah sajalah yang berhak untuk mengatur segala urusan ummat manusia. Karena hanya Allah yang mengerti tentang manusia. Apa yang harus dilakukan antar manusia lain, bagaimana bermuamalat, atau bahkan hungannya dengan sang pencipta. Semua urusan tak ada yang terlewat untuk diatur.
Dengan begitu, beban dakwah ini tentunya bukan untuk mereka yang digelarkan ustad, kyai, ulama, atau para intelektual. Tapi, perintah itu, turun untuk semua ummat muslim, karena semua sama dimata Allah, sama-sama menerima beban dakwah ini.
Dunia telah banyak berubah, tak seperti jaman dahulu, ketika para ulama pilihan harus bekerja keras untuk mencari risalah islam. mengililingin 1/3 bumi ini pun biasa, mengahiskan malam dengan diskusi atau beribadah sudah mejadi hal yang wajar. Bagaiamana sulitnya para ulaman untuk mengumpulkan kalimat-kalimat allah yang masih “berserakan” dipenjuru negri.
Jika bukan karena landasan iman kepada Allah dan Rasullnya, niscaya tidak pernah dijumpai ribuan ulama besar sekelas imam bukhari, imam muslim, imam safi’i, dll. Maka, jika bukan karena kedekatan mereka dengan Allah, tentunya agama ini sudah lenyap seketika.
Hey sobat, dahwah ini adalah kewajiban, bukan pilihan, bukan selingan dikala engkau senggan. Bukan pula candaan dikala intelektualmu dimulai digayang oleh para capital. Amanah ini bukan pengganti atau pelengkap dirimu sebai mahasiswa, siswa guru, dosen, ayah, ibu, anak atau apapun profesi itu. Setinggi apapun profesi kita didunia, ingatlah, kita tak lebih hanya sebatas ciptaan. Memiliki kewajiban yang sama dengan para gelandangan yang beriman diujung sana.
Tentang dakwah, tentunya bukan sembarang orang bisa menjalankan, namun semua itu tetap wajib untuk dilakukan. Butuh orang-orang kuat didalamnya, kuat imannya, dan selalu bertawaqal kepada Allah SWT. Tidak ada yang lain lagi, kecuali menyadarakan urusan kehidupan ini pada Nya, Dzat yang menguasi nyawa manusia. Kapanpun Allah mau, dengan mudah untuk memanggil kita detik ini juga.
Ingatlah perkataan umar, ketika menyampaikan pesan kepada pasukan jihad saat itu. “ yang saya takutkan bukanlah kekuatan orang kafir, taktik perang yang mereka miliki, bukanpula kencaman dan tekanan yang kerahkan untuk menghancurkan kaum muslim. Namun, yang saya takutkan adalah kemaksiatan yang kalian lakukan dihapdapan Allah,”
Sahabat, tentunya kita harus pahami, dakwah islam dimenangkan oleh Allah, tentunya bukan karena kakuatan muslim yang kuat, taktik yang digunakan dalam berperang. Bukan pula uslub dakwah yang kita gunakan saat ini. Yang membuat kita menang adalah pertolongan Allah yang datang untuk Hmabanya yang senantiasa dekat dengan Allah, perbuatannya nyang hanya terpaut atas nama Allah, ia begitu menyatu dengan kalimat Allah, dengan nya ia dengan sang pencipta, seakan tak ada jarak antara hamba dengan sang kholiq.
Tentu ini menjadi hal yang berharga bagi mereka yang mengazzamkan kiri mereka dijalan Allah, bahkan bagi yang telah memginfaqkan dirinya dan semua yang mereka miliki untuk kepentigan dahwah. Kecerdasan intelaktula, tingginya ilmu yang dimilii, luasnya tsaqofah yang dikuasai, sungguh, semua itu tak ada artinya jika hubungan dengan Allah masih sebatas formalitas belaka, hanya menggugurkan kewajiban, atau hanya menginginkan materi dunia.
Ya Allah, semoga kami dapat istiqomah dalam menjaga kalimat-kalimatmu dibumi ini, sampai engkau rindu kepada kami, ingin berjumpa dengan kami. Sungguh pertemua yang kami rindukan atas kemuliaan ini ini, sebagaimana para tentaramu yang telah tetang dan nyaman hidup disisimu.  Ya Allah, terus ingatkan kmai, bahwa apa yang kami lakukan semata hanya untuk menggapai Ridhamu, bukan dunia yang menipu sebagian manusia saat ini. Aamiin ya Rabbal Alamin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top