uzan

uzan



Hey para pencinta!!! Bagaimana kabar cintamu? Sudahkah ia berjalan sesuai dengan kehendakmu? Apa yang kamu rasa jika disebutkan orang yang kamu cinta? Panas dingin? Berkeringat? Hati merdegup kencang? Atau bahagia? Atau mungkin sedih? Apa yang terjadi jika seketika cinta itu menghilang dari dirimu? Tak ada lagi perasaan padanya. Bahkan mungkin benci. Semua terasa hambar, seakan cinta itu menjadi asing.
Jika seperti itu, sebenarnya dari mana datangnya cinta? Seperti yang kita ketahui cinta itu sering datang dan pergi sesukanya. Cinta, sebuah kata indah yang lantunannya menuntun kita untuk bebas berekspresi untuk orang yang kita cinta. Kata yang membuat hati merasa tenang saat bersama si dia. Sebuah keindahan dalam kisah klasik di masa depan.
Cinta adalah suatu rasa yang pasti dimiliki oleh setiap manusia, dari yang tua atau pun yang muda. Ia sungguh mengasikkan dan cukup untuk mengibur diri. Ya seperti itulah cinta. Tak sedikit orang jatuh cinta, tapi mereka sering lupa diri hingga tak sadar melakukan sesuatu di luar kebiasaannya. Mereka sering lupa diri hingga samapi bunuh diri karena cinta. Begitulah cinta, menghanyutkan manusia dalam indahnya rekayasa percintaan.
Yang seharusnya kita sebagai umat islam harus menyadari bagaimana kita dalam menyalur kan naluri itu agar tak melanggar syari’at Allah. Sebagaiman Allah swt berfirman dalam surat Al-ahzab ayat 36:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”(TQS. Al-Ahzab [33]:36)
Maka sudah jelas bagi umat islam untuk patuh dan tunduk kepada perintah Allah. Tak pantas lagi untuk membangkang atas apa yang sudah di perintahkan untuk nya, atau bahkan membuat syari’at sendiri atas dasar agar merasa bebas dan melanggar syari’ah Allah. Tak dapat di benarkan jika itu terjadi pada umat islam. Khusus nya dalam pelampiasan akan kasih sayang antar sesama manusia, lebih khsus terhadap lawan jenis.
Interaksi antar lawann jenis saat ini memang sudah tidak dapat dihindari lagi, karena segala aktivas merekalah yang menuntut seperti itu. Sebagaiman mereka berinteraksi ketika melakukan jual beli, berlalu lalang di jalan, bertebaran dimuka khlayak umum hingga menutut ilmu dlaam perkuliahan pun tak bisa terelakkan lagi untuk tak berinteraksi minimal saling melihat satu sama lain.
Lebih dari itu, apalagi kita saat ini hidup dalam dunia yang serba bebas. Kita secara leluasa untuk berkehendak melakukan apa saja. Jarang kita jumpai larangan itu muncul karena seorangg itu melanggar aturan Allah. Laki-laki dan perempuann secara bebas dan luasa berinteraksi tanpa melihat lagi batasannya. Lahat di sekitar kampumu, bagaimana mereka saling bercanda bersam, berlajan berduaan, berboncengan sana sini tanpa ada rasa malu sedikit pun. Padahal Allah sudah memperingatkann kita agar tidak mendekati zina. Yang dilarang tentunya bukan hanya zina itu sendiri, tapi mendekatinya pun kita sudah dilarang.
Inilah kehidupan kita di jaman sekuler. Dimana kebanyakan orang sudah mengabaikan peringatan tersebut. Hingga ayat-ayatpun menjadi cacian, agama islam pun menjadi bulian  oleh setiap orang yang tak menyukainya.
Inilah kehidupan kita yang jarang orang-orang beriman bisa bertahan lama dalam payung syari’at Allah, kecuali ia mendapat cemo’oh dari kalangannya. Hingga ia dikucilkan dari kalangannya karena keinginan untuk tunduk dan dan patuh terhadapat Syari’atnya.
Memang sudah tak ada lagi tempat kita untuk bertahan jika malam penuh pekat tak kita jumpai. Tak ada kekuatan lagi untuk melawan semua itu tanpa ada iman dan taqwa dalam hati. Bertahan dan bersabarlah kawan dalam payung syariat yang mulia ini Allah akan selalu ada untuk hamba-hamba yang senatiasa berlajan dalam petunjuknya.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka” (TQS muhammad [47]: 7-9)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top