uzan

uzan



Indah, sejuknya malam sungguh menenangkan hati ini. Hati yang telah lama rapuh karena jauh dari belaian dari sang kekasih hati. Ia yang sudah lama tak mendapati sentuhan dari yang maha pencinta. Allahu Rabbi, sang pemilik cinta sejati itu, tak ada yang patut untuk menggantikan kedudakan cinta dihati  kita.
Seiring perjalananya, cinta itu tentu berjalan dengan apa yang dikehendaki. Tak hayal jika jalanya pun harus ditempuh dengan rekayasa akan pernak-pernik kehidupan. Jalanya yang seakan menyekiankan kepentingan atas dasar sebuah kepatuhan akan iman yang ada dalam dirinya.
Ya, memang harus begitu. Sikap seorang muslim yang taat dan mengerti tetang kepatuhanya terhadap iman yang telah terbetuk menjadi sebuah pemahaman. Dengan dasar ketaqwaanlah ia mampu berjalan dengan sebuah rasa kebutuhan akan sanga pencipta. Yang akan menenangkanya saat kegundahan datang, yang akan meyakinkanya saat datang sebuah kebimbangan. Itulah cinta yang awalnya adalah sebuah kata yang mengikatkan ia pada sang pencipta.
Sangat manusiawi bagi setiap manusia akan patuh dengan apa yang dia suka. Tanpa dipaksa dari sosok yang kita cintai pun kita sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Yang harus dipahami sebelumnya adalah cinta bukanlah alat untuk memaksa seseorang untuk melalukan sesuatu hal untuk seseorang yang dicintainya. Tapi, tanpa semua itu seharusnya ia sudah bisa memahami bagaiman berbuat untuk menyenangkan hati seseorang yang dicintai. Kata cinta ialah sebuah kata yang akan mengikatkan pada sebuah ketaqwaan dari seseorang untuk memahami apa yang akan dilakukannya.
Cinta tak akan bisa dipaksakan terhadap manusia, meskipun akan terbentuk dengan sedirinya dari sebuh pemahan dan kebiasaan. Karena sebuah kepatuh dari cinta itu akan  muncul dari pemahamnya. Dari pemikiran yang terbentuk dari apa yang dia indra. Tak salah jika awal nya pula ia membutuhkan sebuah pemikiran tertentu dalam menggapainya. Tentu nya semua perilaku setiap orang akan tergantung dari apa yang dipikirkannya, hingga muncul sebuah kepatuhan itu sendiri.
Katakan semua itu adalah awal untuk melanjutkan apa dan bagaimana ia memahami tentang apa yang telah ia dapat. Kepercayaan, itulah yang akan membawa dalam perilaku yang terbentuk. Melakukan apa yang dikehendaki dari apa yang dia percayai itu. Katakan kepercayaan itu adalah kepada sang pencipta, Allahu Rabbi. Sudah pasti ketika ada sebuah perintah, maka ia berlomba untuk mengamalakannya. Karena ia menyadari itulah cinta yang berhasil ia bentuk dari pemahamannya.
Dalam kisah cintapun seharusnya seperti itu. Namun, sangat diperlukan kepada siapa kita menepatkan puncak cinta tertinggi yang kita miliki. Inilah yang menentukan seperti apa jalan sebuah percintaan selanjutnya. Ketika pilihan penepatan cinta tertinggi itu tak sesuai, maka yang akan mencul akan kerusakan dan kehancurann bagi dirinya.
Dalam konteks umum, kita harus menyadari siapa kita dan untuk apa kita disini yang berujungkan hendak kemana kata setelah ini. Maka jawaban bagi seorang muslim adalah dari sang pencipta (Allah) untuk melakukan apa yang dikehendaki sang pencipta (Allah) karena kelak kita akan kembali kepadaNya (Allah).
Cinta yang timbul bukanlah karena sebuah perintah yang memang akhirnya muncul sebagai perintah. Namun, dari apa yang telah kita terima. Allah sebagai sang pencipta tentunya yang lebih tau tentang apa yang di ciptakanNya. Dari apa yang dibutukan hingga akan seperti apa nantinya yang ia perbuat. Oleh karenya diturunkan pula berupa petunjuk untuk manusia dalam menjalani kehidupannya.
Dari situlah kita mamahami bahwa kitalah yang membutuhkan aturan dari Allah, karena kita menyadari kelemahan kita dalam memahami apa yang terjadi dalam diri.
Petunjuk yang tersusun dari perintah, yang mengharuskan kita untuk melalukan ini dan itu. Juga berupa larangan untuk tidak melakukan ini dan itu. Itulah yang menjadi pedoman bagi manusia untuk menjalankan apa yang sudah diturukan yang sudah tertulis dalam Al-qur’an. Hingga terbentuklah sebuah kepatuhan dari sebuah cinta yang lahir dalam diri seorang manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top