uzan

uzan


sahabat ku yang berbahagia, mungkin kata-kata ini mudah dingat dan diucapkan. mudah keluar dari lisan dan terdengar melalui telinga. namun, kata itu tak akan  lebih indah jika hanya melalui dua alat indra tersebut. dan sejati nya pun kata itu ialah sebuah "kehinaan" tersendiri bagi orang yang mengemban nya. bukan masalh suka atau berat nya, akan tetapi hal itu adalah sebuah kata yang awal nya ia dari kata yang bermakna tak dikenal namun karena ditambah oleh sebuah imbuan dsri bahasa EYD dan berubah pula makna kalimat yang terkandung didalam nya. mungkin untuk pengertian pertama itu menjadi sebuah pengertian yang wajar keran ia membtuh kan sebuah sikap penyesuaian. kata orang harus pintar dalam beradaptasi dengan lingkungan baru yang ada disekitar.

hal ini sangat menyenangkan bagi ia yang bermisi untuk melakukan pencarian perkanalan baru, ia bisa menjelma sebagai orang yang memiliki karakter baru, dan berbeda dengan kepribadian yang sebelum nya. ai akan mudah di terima dengan bentuk persamaan tertentu dan tujuan yang akan saling menguatkan nya. dalam sisi lain nya bisa jadi ia akan menjadi sesosok yang membuat orang lain terkagum dan setiap kata yang terucap dari nya untaian yang layak untuk dijadikan bahan untuk saling memahami satu sama lain. dari situ lah orang tersebut akan menentukan apakah ia aka terus diharagai perkataan nya atau hanya akan menjadi sebuah perkataan belakan yang nanti nya hanya menjadi bualan semata. bisa jadi berujung pada penjatuhan karakter dari masing-masing individu. Ya, memang tak mudah untuk hal yang satu ini. disaat sebua nya berjalan alami harus dengan sendiri karakter yang sebenar nya mulai bermunculan. atau bahkan dengan kata lain malah bisa membuat sebuah bentuk spesies yang baru tanpa sadar atau dengan penyadaran yang sebenar nya.

tentu nya hal diatas adalah sebuah situasi yang alami dan wajar dialami oleh setiap orang yang ingin  mencari sesosok relasi. tentu nya hal ini masih bersifat umum dan belum masuk ke ranah apakah hal itu baik atau buruk, halal atau kah haram. mungkin jika parameter yang kita gunkaan ialah baik dan buruk, maka ia akan mengikuti keumuman yang belaku. yang bekembang ialah ia mengikuti apa yang dinama dengan kesepakatan besama dan mempertimbangkan manfaat apa yang akan di peroleh. tentu nya untuk memuaskan kebutuhan personal. ukuran yang satu ini tentu nya di menetap, karena ia mengikuti hawa nafsu manusia tu sendiri. ya, karena terbiasa menjadi terbiasa dan akan menjadikan sebuah kebiasaan.ditambah dengan pengaruh imbuan dari luar yang begitu dasyat nya memaksa untuk mengikuti alur aturan yang telah berkembang akhir-akhir ini.

tak sedikit apa yang dinama suatu kebiasaan itu menjadi sebuah budaya dan berujung pada sebuah dalil atau dasar sebagai landasan seseorang untuk melakukan sesuatu. sesuatu ini adalah berasal dari sautu hal yang telah menjadi biasa. karena sesuatu itu tak memiliki landasan yang tegas akan suatu peristiwa. ada kala nya pemahaman yang telah dibawa saat ini adalah sebuah pemikiran yang dibawa dengan menggambar akan hasil output nya agar memudah kan pemahaman dan mengunakan berbagai macam cara turunan untuk mendekat kan pemikiran tersebut kepada objek. tak sedikit beragapan bahwa selama itu masih ada maanfaat dari nya dengan cara pikir dakal, maka ini akan dikuatkan nya degan dalih dan dalil yang tak mendasr pula. karena pemikiran awal nya telah salah dibentuk, dan tanpa ada pemikira yang menyeluruh tentang hal tersebut.

akbat nya ketika sesuatu hal yang awal nya serasa asing atau aneh akan menjadi suatu yang amat wajar atau telah dianggap sebagai buadaya sendiri. parameter ini sungguh sudah merungikan banyak orang. kerana telah banyak hal yang ketika disentuh dengan nya, maka otomatis akan berubah dari bentuk awal nya. sangan berbeda jika yang digunakan ialah haram dan halam, yang sejati nya adala sebuah bentuk baku yang tak dapat lagi dirubah jarena itu sebuah ketentuan. yang ada nanti nya ialah penyesuaian dengan keterkaitan hal-hal yang belum ada sebelum nya dengan didasarkan  oleh Al-qur'an dan Sunnah. cukup itu yang menjadi dasar untuk menentukan bagaimana tentang keterkaitan akan suatu ukuran yang dikatan haram atau haram, bukan lagi mempertimbangkan bagaimana manfaat nya, sebagai mana pemikirang yang telah berkembang saat ini.

perkembangan pemikiran memang sudah tak diragukan lagi pengaruh nya tentang perubahan nya seseorang. memang harus seperti itu, selayak nya jika seseorang berubah berawal pada sebuah pemikiran yang dibawanya. sehingga muncul tindakan tertentu diluar hal itu halal atau haram. yang menjadi permasalahan ia ketika sebuah pemikiran yang salah kaparah tentanng sesuatu hal ini merajuk apada kaum muslim. yang sebagiman ia dulu menguatkan kaum muslim ketika menajadi titik awal berkembang nya islam. tak dipungkiri lagi dengan satu satu ini ia mampu menguasai sebagian dunai yang nanti nya akan menguasai dunia ini, hal ini sudah menjadi suatu kepastian adanya. permasalahan nya tak akan semudah orang membayangkan, ketika suatu hal yang sudah membiasakan nya tadi menjadi sebauh dalil, makan ketika aturan yang sudah seharus nya ia menyelimuti suatu kaum malaha menadi bahan tertawaan. dan beranggapan bahwa hal ini sungguh aneh jika terjadi dimasa sekarang, tak munngkin lah itu semua bisa dilakukan, dan lain sebagainya sebagaimana orang-orang beranggapan seperti itu dengan melihat apa yang ada dibumi ini sebagai dasar utama nya, bukan melihat lagi dari sisi keimanan.

yang berujung adalah suatu yang tersingkirkan aturan-aturan tersebut, semakin sulit ia akan kembali menyatu pada diri seseorang yang lupa akan aturan awal yang telah ia miliki, kembali lagi karena sebuah pemikiran yang telah merajuk pada sebuah kehidupan alam sekitar dengan dilandaskan bagaimana manfaat nya. saharus nya sesorang tak mentukan lagi apakan ini banyak maanfaat nya atau tidak, cukup lah dengan dasar nya apakah ini halal atau kah haram. karena sesungguh nya pemberian ukuran yang layak adalah bukan berasal dari manusia. selayaknya lah ia menggunkan standar aturan yang berasal dari yang menciptakan nya manuia itu sendiri, bagi siapa yang mempercayai nya. jika pun tidak ia akan menunggu tanggal kebinasaan nya saja.

hanya sedikit orang yang mempercayai nya, tak akan banyak, apakah ia akan menjadi mulia dipandangan manusia? belum tentu bahkan ia bisa di hina kan oleh kebanyakan manusia yang lain nya. sungguh itu tak mudah untuk dialami oleh sesorang tanpa adanya keimanan yang kuat. karena itu akan terlihat aneh pada pandangan meraka dan dirasa telah melawa arus yang ada. engkau akan dipandang sesuatu yang akan merusak budaya nya yang telah ia nikmati tanpa ada landasan lagi apakah itu hala atay haram yang ia terbentuk dari lingkungan yang sepeti itu, menggunakan asas manfaat.

begitulah kekita yang hak itu menjadi sebuah kebatilan. tak ada lagi standar yang pasti dalam menjalani hidup lagi kecuali dengan asumsi baik buru dari manusia yang lebih cenderung mengikuti hawa nafsu nya. ketika standar haram ini di ajukan yang ada hanya menjadi bahan tertawaan. malahan yang mengusung nya akan menadapat julukan sendiri entah itu di anggap tak jamannya atau malah hal itu harus di singkir jauh-jauh. peradapan masa kini memang telah membutakan  pemaham kaum muslim saat ini. ketika tak menggunakan aturan dalam agama maka justru ia sangat di sanjung  oleh sebagian banyak manusia, menjadikan nya ia sebagai ia sebagai bahan rujukan tersendir bagi manusia seolah-olah akhirat tak pernah ia temui.

dan bagimana jika ia, menggunakan aturan yang telah duturunkan itu? jelas ia akan dikucilkan dan dianggap telah melakukan sebuah kesalan. yang hasil nya ia akan dicukil kan oleh orang disekelilingnya, dianggap tak mengerti kondisi dan situasi, bahakan akan terhilat kuno. semua itu dilakukan hanya karena semua kebencian manusia akan aturan tu sendiri. tapi semua itu tak lepas dari sebuah pemahaman akan sesuatu yang ia benci. perlu perlahan untuk melakukan perubahan besar ini, lihatlah jauh kedepan bukan lagi kanan kiri yang sudah jelas-jelas akan menjadikanmu lemah karena nya. kehinaan yang berasal dari sebagian banyakn manusia bukanlah suatu hal yang mesti engkau jadikan bahan pertimbangan lagi kerena apa yang kau miliki dan terus kau memahami nya engkau sudah begitu menjadikan sesosok yang akan dihargai dan menjadi pelopor bagi sebuah perubahan peradapan besar. yang jelas ia tak akan mudah dan mulus, layak nya sebuah kapal yang melakukan pelayaran yang sangat jauh pastinya ia tak akan terbesar dari terjangan ambak. satukan niat dan tekat. engkau harus bergerak, untuk kembali menjadi sosok yang tangguh. karena kota roma butuh orang yang tangguh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fauzan MIftakhudin © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top