Sebuah kisah
masa lalu yang akan berujung entah seperti apa. Apakah akan pada harapan
sesosok insane yang berharapkan lebih. Demi sebiah perjuangan jiwa. Luka yang
tak henti tertoreh dalam cerita lama. Kemabli akau pn kesal karena kisah
menyudutkan ku. Bermula dari kebahagian yang entah apakah aku terdoktri
karenannya. Ataukah seperti ini yang harus aku jalani. Meski tak selama
nya pemimpi itu berjalan lurus, namun dengan tekat ku kebli ku tulis kan
ceritaku dibalik celotehan ku sore ini. berharap ia akan datang dengan segenap
pendegaran
nya.
Hey, aku tak
seperti kembali dimasa lalu ku saat semua masa depan ku sedang kuperjuangkan.
Dan saat-saat manis itu pula muncul disaat kepahitan memudar. Hanya impian dan
selalu ingin semua mendengarnya. Ingin semua cinta yang tak terhambat karena
sesuatu yang ku cintai. Aku dan perjalanan ku, kemanpun terus akan kulalui.
Karena keyakinan kau adalah yang terbaik akan penghambaanku.
Aku dan
dariku tak lagi mengenalkan rasa lelah. Rasa yang adalah hanyalah suka cita.
Tak pedulikan lagi hambatan dan cemooh atau cibiran setiap saat siap
menerpakan. Meskipun orang yang suka diluar telah bersipa dilbelakangku untuk
menjatuhkan ku. Inilah rekayasa yang aku sebut sebagai hambatan dalam nyali
dakwah. Tak mudah bagiku untuk menentukan mana kawan mana kawan. Ditambah lagi
kini aku berada dilingkungan yang tak dapat dilihat mana kawan dan man lawan.
Teradang aku bersama saat ini nersama merekapun bisa jadi suatu saat nati akan
menjadi tempat yang telah berbeda barisan.
Oh iya. Kau
katakana itu semua tipuan belaka. Karena memag sebenarnya kita berada dalam
masa yang fana, penuh tipu daya. Dapatkah kamu melilah semua nya? kecuali
dengan keimana yang tinggi. Tanpa adala lagi campur tangan dari atribut yang
lain. Akau kuatkan niat yang telah tepari dalam diri. Sehingga untuk lawan
seperti apa pun tak pernah berpaling sedikit pun kecuali akan ku tumbangkan
siapa- siapa yang mencoba menghalangi ku. Ini lah cara yang harus dipilib untuk
mencapai sebuah impian besar. Yang sangat hina jika harus tetipu dengan
bisikan kenikmatan sementara.
Aku dan
diriku bukan berarti sesosok yang kuat akan melawan semuanya. Bukan pula tak
melihat bara dan ujian yang amat besat dibalik persimpangan sana. Namun, yang
akau tekatkan adalah karena aku punya siapa untuk melawan siapa. Karena dengan
menyadari kelemahan ini, maka sudah selayanyalah aku mengaharap pada yang Maha
segalanya itu. Itulah Allahu Rabbi. Seberapa pun masalah yang mengahadang, akan
aku katakana Allah Maha Besar.
Dengan segala
daya upaya inilah sedikit jalan upaya ku untuk menggapai semua. Sebagai
kepatuhan diri ini. sebagaimana butuhnya ciptaan kepada penciptanya. Wahai zat
yang memutar balikan hati, teguh kan aku pada jalan agama ini dan peliharanlah
akhlak ku. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar